Bulan Januari ini adalah bulan terakhirku di semester ini. Bulan depan sudah memasuki semester dua. Tetapi aku belum juga tahu. Apa agama Jon sebenarnya? Jika dia muslim, tapi mengapa aku tak pernah melihatnya di Masjid kampus? Jika dia non-muslim, tapi mengapa aku juga tidak melihatnya di gereja atau pure? Ya Tuhan, aku lupa. Aku kan tidak pernah ke gereja. Jadi bagaimana mungkin aku melihat Jon jika dia non-muslim? Jon sangat pandai menyembunyikan identitasnya. Dan sejak awal aku mengabaikan latar belakangnya.
“Bhre, kau sudah menyiapkan barangmu untuk satu pekan kedepan?”
“Tak usah bingung Jon. Bawa seadanya saja. Sebagaimana dresscode yang sudah di tentukan. Pakaian hitam putih, batik, pakaian formal, pakaian olahraga dan jas almamater.”
Aku meneguk kopiku yang Masih sisa setengah cangkir.
“Kau tak membawa al-Quran Bhre?”
Aku kaget. Al-Quran? Hei, benarkah ini pertanyaan Jon? Pertanyaan yang aneh. Ada apa?
“Kau bilang apa Jon?” tanyaku sekali lagi memastikan.
“Kau tak membawa al-Quran Bhre?”
“Ya bawa lah, Jon.”
“Aku tak punya Bhre. Boleh pinjam? Al-Quranku ada dirumah.”
Aku terkekeh. “Jadi kau muslim Jon?” tanyaku setengah bercanda.
“Jadi kau kira selama ini agamaku apa?”
Aku tertawa. Tertawa terbahak-bahak. Akhirnya aku menemukan jawabanku yang sejak dulu belum kutemukan. Kukira Jon tidak beragama. Bukan atheis[1], tapi masih percaya Tuhan; agnostic.
“Pasalnya aku tidak pernah melihatmu di Masjid kampus Jon. Mulai besok kuajak deh ke masjid. Shalat disana. Jangan lupa shalat Jon.”
“Aku sudah lupa Bhre. Kapan terakhir kalinya shalat.” Keluh Jon.
“Nah, kan. Shalatlah Jon, sebelum di shalatkan.” Celetukku.
“Duh, kau membuatku takut Bhre.”
Aku puas. Akhirnya tahu siapa sebenarnya Jon. Mungkin dilain waktu aku akan mendapat informasi yang lebih tentangnya.
Menanyakan agama seseorang sebenarnya adalah hal yang tidak sopan baik di barat maupun di timur. Tapi tidak mengetahui agama seseorang juga hal yang tidak nyaman. Aneh rasanya jika tidak mengetahui agama teman dekat kita. Bukan berarti harus dan wajib mencari teman yang se iman atau se agama dengan kita. Tapi untuk saling menjaga tenggang rasa sesama teman dan saudara.
***
Ada sekitar tiga ratus mahasiswa yang duduk dengan rapi berbaris-baris di hall asrama ini. Baris putra disebelah kanan dan baris putri disebelah kiri. Beberapa mahasiswa senior yang bertugas sebagai Co Trainer mengkondisikan penertiban kegiatan dan berjalannya pembukaan ini.
Kami mahasiswa baru dikampus ini diwajibkan untuk mengikuti program ini. Nama programnya adalah Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan, atau biasa disingkat P2KK. Kami diasramakan selama enam hari di rusunawa ini. Ada dua bagian rusun yang terpisah oleh jalan utama memasuki rusunawa ini. Rusunawa A dan rusunawa B. Tempat kami melakukan kegiatan ini ada di kedua rusunawa tersebut. Hanya saja, untuk tempat tinggal sementara kami ada di rusunawa B.
Lantai 1 dari rusunawa ini adalah kelas. Sedangkan lantai 2 hingga lantai 4 adalah kamar bagi kami. Setiap kelas memiliki nama yang berbeda-beda. Penghuni kelasnya pun dari jurusan yang beragam. Jadi, kami bisa bertukar informasi dengan jurusan mahasiswa yang lain.
Dalam satu gedung rusunawa B dipisah menjadi dua bagian. Sebelah kiri khusus untuk kamar mahasiswi dan sebelah kanan khusus untuk mahasiswa. Kegiatan disini full diatur dengan peraturan yang cukup membosankan menurutku. 24 jam kami dipantau. Entahlah, betah atau tidak selama enam hari kedepan.
Aku mendapatkan kelas averrose, sedangkan Jon berada di kelas alberonius yang ada di gedung rusunawa A. Selesai pembukaan kami masuk kelas masing-masing. Belum juga mulai materi, kami disodorkan dengan lembar ujian pre-test sebanyak 50 butir soal. Ini sangat gila menurutku. Bagaimana mungkin kami diuji dengan materi yang tidak pernah kami tahu sebelumnya?
Hari pertama berjalan biasa-biasa saja. Banyak teman baru yang kukenal selain dari jurusanku yang ada di kelas normal biasanya. Ada Syam dari Aceh, dia jurusan Hukum Keluarga Islam atau akhwal syaksiyah. Ada Jihan jurusan biologi dari Garut, ada Silsa jurusan hubungan internasional dari Blitar, Alif jursan Peternakan dari Malang dan tentu banyak teman lainnya yang tak mungkin kusebutkan satu persatu disini.