Blurb
Sejak kecil, Calvin terbiasa dalam keragaman. Sebagian besar keluarganya pemeluk Buddha dan Katolik. Hanya dia sendiri, almarhumah Mamanya, dan Adica-adik angkatnya yang memeluk ajaran Nabi Muhammad. Pengusaha retail dan blogger itu pun menjalin persahabatan dengan tiga pria beda etnis dan profesi. Albert, seorang dokter, berdarah Jawa-Jerman-Indonesia. Pecinta kuliner Indonesia sejati. Anton, pemilik restoran yang masih bertalian darah dengan Keraton Mangkunegaraan dari pihak ayah dan mewarisi darah Belanda dari pihak ibu. Revan, dosen bermata biru keturunan campuran Minahasa-Portugis-Turki.
Kisah diawali saat Tuan Effendi, ayah Calvin, meninggal dunia. Calvin begitu sedih dan terpukul. Bukan hanya karena Papanya meninggal secara tragis, tetapi juga karena harapannya untuk melihat sang Papa menjadi Muslim tak terkabul. Di sisi lain, Calvin merasa beban tanggung jawabnya sedikit berkurang. Dia telah memenuhi amanah Papanya untuk memimpin jaringan supermarket milik keluarga selama empat tahun. Calvin mengundurkan diri dari perusahaan dan memfokuskan diri untuk merawat putri angkatnya, Silvi.
Selama Calvin memimpin perusahaan, Silvi diasuh Adica dan Tuan Effendi. Kedatangannya ke rumah duka menuai kejutan. Adica memberi tahunya jika Tuan Effendi diam-diam telah memeluk Islam. Keislamannya dua hari sebelum ia meninggal. Calvin bahagia dan terharu.
Kebahagiaan Calvin tak berlangsung lama. Ia harus menghadapi kemarahan dan kekecewaan Silvi. Putri tunggalnya marah karena Calvin meninggalkannya begitu lama. Silvi pun tega membanding-bandingkan Calvin dengan Adica. Saat Adica menggantikan Calvin memegang pucuk kepemimpinan perusahaan, Silvi menyalahkan ayahnya. Perubahan sikap Silvi menghancurkan hati Calvin. Anton, Albert, Revan, dan Adica menghiburnya. Di antara orang-orang terdekatnya, hanya Adica dan Revan yang paling perhatian pada Silvi.
Calvin merawat Silvi dengan sabar. Ia sendiri yang mengajari Silvi di rumah. Kelumpuhan dan penurunan daya penglihatan membuat Silvi home schooling. Di mata Calvin, Silvi anak pintar. Ia mengajari Silvi, mengajaknya wisata kuliner, membawanya liburan ke Singapura, membacakannya buku, membuatkannya susu hangat, memeluknya saat Silvi takut petir, menyanyikan lagu untuknya diiringi denting piano, dan bercerita untuknya setiap malam. Pebisnis berdarah Tionghoa itu pun tak lelah mendorong kursi roda Silvi, menggendongnya ke mobil, dan menyelimutinya. Ketika Silvi membenci, Calvin mencintai. Silvi melukai, Calvin mengasihi. Calvin menjadi ayah full time untuk putrinya.
Silvi lebih suka diasuh Tuan Effendi dan Adica. Ia bahkan iri pada Julia, Calisa, dan Rossie. Ketiga anak itu anak-anak kandung Adica dan istrinya, Raissa.
Adica dan ketiga sahabatnya tersentuh melihat semua yang dilakukan Calvin untuk Silvi. Mereka berencana menjodohkan Calvin dengan perawat cantik bernama Benita. Perawat itu bekerja di panti jompo yang letaknya berseberangan dengan gerai supermarket milik Calvin. Lepas dari jabatan di perusahaan, Calvin tetap rajin mengunjungi gerai-gerai supermarketnya untuk mengecek progres dan berinteraksi dengan konsumen. Sering kali Calvin berpura-pura menjadi kasir agar bisa berinteraksi langsung dengan pembeli di supermarketnya. Pembeli yang paling menyentuh hatinya adalah nenek pengidap Alzheimer yang menghuni panti jompo itu. Selalu saja Calvin menggratiskan barang yang dibeli nenek penderita Alzheimer itu dan mengantarnya pulang ke panti. Ketulusan Calvin meluluhkan hati Benita. Pria itu pun menaruh hati pada si perawat.
Hubungan cinta mereka harus kandas ketika Mas Cinta, Kakak Benita, melarangnya. Alasannya karena Calvin berbeda dengan mereka. Mas Cinta tidak mau memiliki adik ipar seorang Non-Pribumi. Setelah kisah cintanya berakhir memilukan, Calvin kembali hidup berdua dengan Silvi. Ditutupnya pintu hati untuk perempuan lain.
Niatnya berjalan tak mulus. Calvin dan Raissa terlibat kesalahpahaman dengan Adica. Adica mengira mereka berselingkuh. Nyatanya tidak.
Saat kesalahpahaman memuncak, terungkap rahasia yang selama ini disembunyikan. Ternyata Adica telah lama mengidap kelainan jantung. Hati Calvin terpukul mengetahui adik angkatnya sakit.
Adica tak bertahan lama melawan penyakitnya. Sebelum meninggal, ia sempat meminta Calvin menikahi Raissa. Kepergian Adica membawa duka. Silvi menyalahkan Calvin.
Waktu berlalu. Peran ayah tunggal dijalankan Calvin dengan sangat baik. Walaupun tubuhnya digerogoti kanker ginjal, walau Silvi hanya anak angkat. Kecurigaan kian membesar. mirip Revan. Silvi pun marah dan minta dilakukan test DNA. Calvin tak punya pilihan lain. Hasil test DNA mengungkap segalanya. Ternyata Silvi anak kandung Revan.
Silvi marah sekali karena merasa ditipu selama 11 tahun hidupnya. Revan dan Calvin bergantian mengungkapkan kebenaran. Silvi lahir karena kesalahan. Kesalahan yang dilakukan Revan bersama seorang biarawati. Biarawati itu meninggal setelah melahirkan. 11 tahun lalu, Calvin melihat bayi perempuan cantik yang masih merah terlantar di rumah sakit. Tergerak hati Calvin untuk mengadopsi bayi itu.
Setelah mengetahui kebenaran itu, Silvi meninggalkan Calvin. Dia lebih memilih ayah kandungnya. Hati Calvin terluka, terluka sangat dalam. Kehilangan Silvi menjadi kehilangan terbesar dalam hidupnya.
Hari-hari tanpa Silvi memedihkan hati Calvin. Dia kehilangan cahaya hidupnya. Kondisi kesehatannya memburuk. Jiwanya tertekan, fisiknya jatuh. Pria berhati lembut itu tumbang.
Calvin sempat mengunjungi biara tempat ibu kandung Silvi mengabdi. Dia juga mengunjungi Bhiksuni yang dipanggilnya Aya, sahabat kedua orang tuanya. Demi mengalihkan diri dari kesedihan, Calvin menikahi Raissa. Ia berusaha menjadi ayah terbaik untuk Julia, Calisa, dan Rossie. Sayangnya, Calvin tak pernah bisa melupakan Silvi. Ia sadar, usahanya selama ini hanya membuatnya berpura-pura bahagia.
Sementara itu, Silvi merasakan keganjilan sejak tinggal bersama Revan. Ketenangan dan kehangatannya lesap. Tanpa sengaja, hatinya kerap kali membanding-bandingkan Revan dan Calvin. Kesadaran tumbuh di hati Silvi. Ia sangat, sangat menyayangi Calvin. Bahkan rasa sayangnya melebihi kasih sayang untuk Revan.
Kesadaran itu datang terlambat. Silvi dan Revan mendapat kabar dari Albert kalau Calvin kritis. Silvi memohon Albert menyelamatkan Calvin. Saat itulah Julia membacakan isi Diary Saham, buku harian Calvin. Sebagian besar isi buku itu bercerita tentang Silvi. Begitu juga melodisilvi.com, website pribadi milik Calvin. Semuanya menceritakan betapa Calvin menyayangi Silvi.
Silvi menangis. Ia sedih dan menyesal telah memperlakukan Calvin begitu buruk. Tekadnya bulat: ia akan kembali tinggal bersama Calvin. Sebelum tekadnya terwujud, Calvin meninggal.