Wandering Toward You

lidia afrianti
Chapter #10

Kita Tak Lagi Sama, Tapi Saling Menunggu

Mireya

Hari ke-29.

Aku mulai menghitung hari karena aku tahu semuanya akan berakhir. Bukan hanya perjalanan ini, tapi juga cerita yang tidak pernah kami beri nama.

Aku duduk di sudut kafe kecil dekat taman tengah kota. Langit Lukasia sedang muram, menggantungkan awan gelap seperti pertanda hujan akan turun kapan saja. Di hadapanku, secangkir cokelat hangat mulai mendingin.

Dia muncul begitu saja. Seperti biasa. Seperti dia tidak pernah pergi.

Kael berdiri di depan pintu, rambutnya sedikit basah, jaketnya membawa aroma udara luar yang lembap dan sepi. Matanya langsung menatapku tidak senyum, tidak juga ragu. Hanya menatap, seperti sedang mencari tahu apakah aku masih orang yang sama seperti tiga hari lalu.

Aku ingin tersenyum, tapi tubuhku tak bisa diajak kompromi.

“Boleh duduk?” tanyanya pelan.

Aku mengangguk. Ia menarik kursi, duduk perlahan seolah takut suara gesekan kayunya akan membangunkan luka yang sempat kami biarkan tidur.

***

Kael

Aku mengira pertemuan ini akan lebih mudah. Ternyata tidak.

Aku mengira aku bisa langsung menceritakan semuanya, tapi lidahku terasa kelu. Ada begitu banyak hal yang ingin kubagikan, tapi semuanya menggumpal jadi satu di tenggorokanku, tak tahu harus keluar dari mana.

Mireya tidak bicara banyak. Dia hanya menatapku dengan mata yang tenang tapi mengandung tanda tanya.

“Aku sudah dari Lerashan,” kataku akhirnya.

Lihat selengkapnya