Wandering Toward You

lidia afrianti
Chapter #20

Tempat yang Bernama Kita

Mireya

Setahun setelah Kael kembali, dunia tidak berubah drastis. Toko bukuku masih sama: rak-raknya penuh, langit-langitnya berderit saat hujan turun, dan meja kayu kecil di dekat jendela masih menjadi tempat favorit kami berdua.

Yang berubah hanyalah: kini ada dua cangkir teh.

Kael tidak berhenti menjelajah. Tapi kali ini, ia menjelajah dalam bentuk yang baru: menciptakan pameran foto yang bertutur. Ia menamai proyeknya “Mata yang Menemukan Rumah.”

Dan di pojok pameran, selalu ada satu foto yang sama: rak buku milikku. Dengan tulisan tangan kecil di bawahnya:

“Di sini, aku tidak dicari. Tapi diterima.”

Kami tidak tinggal serumah. Belum. Tapi kami saling mengetuk pintu setiap pagi dan berjalan bersama ke pasar, membeli roti, bertukar cerita. Kael belajar menyusun buku, dan aku belajar membaca peta.

Kami saling masuk ke dunia masing-masing. Perlahan. Tidak untuk menguasai, tapi memahami.

Lihat selengkapnya