Mireya
Setelah Kael kembali dan hidup kami menjadi semacam irama yang tenang, aku pikir segalanya akan terasa mudah.
Tapi ternyata… mencintai seseorang yang dulu selalu bergerak, dan kini belajar diam, butuh keberanian baru. Tidak semua hari penuh cahaya.
Suatu pagi, aku mendapati Kael duduk sendirian di beranda toko, menatap jalanan yang belum ramai.
“Apa kamu rindu pergi jauh?” tanyaku perlahan.
Ia menoleh, lalu menjawab dengan jujur, “Tidak selalu. Tapi ada hari-hari saat aku bertanya, ‘Apakah aku sudah cukup?’”
Kalimat itu membuatku diam. Aku tak ingin jadi alasan ia merasa terpenjara.
***