Wandering Toward You

lidia afrianti
Chapter #33

Perjalanan ke Verlion

Kael

Verlion selalu membuatku ingin menulis puisi, padahal aku bukan penyair. Kota kecil yang jaraknya hanya dua jam dari Lavenne ini seperti lukisan yang belum selesai. Trotoarnya tidak rata. Pepohonannya tumbuh sesuka hati. Dan dinding-dinding toko di sini penuh mural dan kutipan dari buku-buku yang tak kukenal.

Kami tiba siang hari. Mireya duduk di kursi depan mobil sambil membawa catatan kecil berisi daftar stan yang ingin ia kunjungi. Ia tampak serius, tapi aku tahu itu hanya cara dia menyembunyikan semangatnya.

“Aku ingin cari buku puisi dari Malvora,” katanya. “Kata orang, satu-satunya penerbitnya cuma muncul setahun sekali di festival ini.”

Aku tertawa. “Dan kamu siap memburu seperti detektif?”

Mireya menoleh dengan mata yang menyipit pura-pura sinis. “Jangan remehkan pemburu buku. Kami berjalan pelan tapi tidak pernah meleset.”

***

Mireya

Verlion adalah jenis kota yang membuatku lupa waktu. Bau kopi dari kedai tua menyatu dengan debu buku bekas. Musik akustik mengalun dari ujung jalan. Anak-anak tertawa sambil mengejar bayangan mereka sendiri.

Aku dan Kael berjalan berdampingan melewati stan-stan kecil. Ada satu stan yang hanya menjual buku-buku dengan sampul biru. Ada stan yang hanya menjual memoar. Dan ada satu yang hanya menjual buku tanpa judul, dan pembeli hanya boleh memilih berdasarkan deskripsi singkat yang ditulis dengan tangan.

“Aku merasa seperti sedang ikut permainan rahasia,” kataku sambil mengambil buku bersampul cokelat dengan catatan kecil bertuliskan: ‘Tentang kehilangan yang tak perlu disesali.’

Kael melihatku dengan senyum miring. “Itu kayak kamu banget.”

Lihat selengkapnya