Wandering Toward You

lidia afrianti
Chapter #46

Surat-Surat dari Jarak Jauh

Mireya

Hari ke-3 di Valima, dan aku belum bisa tidur dengan benar.

Kota ini sibuk, ramai, dan semuanya bergerak cepat. Tapi setiap malam, saat aku rebah di ranjang asrama literasi ini, yang kurindukan hanya satu: suara Kael membaca puisi dengan nada pelan, kadang diselingi candaan aneh yang tak lucu tapi selalu berhasil membuatku merasa pulang.

Aku menulis email padanya. Bukan pesan instan, karena aku ingin ia membacanya seperti membaca surat dari toko buku kesayangannya.

Kael,

Valima indah. Tapi anehnya, yang membuatnya indah adalah karena aku membayangkan kamu berdiri di antara jalan-jalan berbatu itu, mencuri fotoku diam-diam seperti dulu.

Hari ini aku lihat seorang pria menjual buku puisi tua dari troli kecil. Aku beli satu judulnya: ‘Yang Tertinggal dari Rindu.’ Kutandai halaman paling kamu banget:

“Kita tidak benar-benar jauh jika masih saling membaca.”

Aku membacanya tiga kali, lalu menangis pelan di pojok kafe.

Semoga kamu baik di negara entah ke mana yang kamu tuju.

Dan semoga kamu masih minum teh pagi dengan pisang kukus seperti biasa.

***

Lihat selengkapnya