Mireya
Sudah hampir setahun sejak aku dan Kael memutuskan berjalan di jalan masing-masing.
Valima mengajarkanku banyak hal. Tentang arti literasi, tentang perjuangan menyebarkan buku ke tempat terpencil, dan tentang kesendirian. Kesendirian yang bukan berarti kehilangan, tapi ruang untuk tumbuh.
Tapi hari ini berbeda.
Aku menerima sebuah paket kecil dari Braileth, kota tempat terakhir Kael mengirim fotonya kota berbukit, kabut tipis, dan langit jingga. Di dalam paket itu, ada sebuah jurnal cokelat tua dan surat singkat:
Mire,
Aku berhenti di kota ini lebih lama dari yang direncanakan.
Bukan karena aku lelah berjalan. Tapi karena aku sadar, aku ingin membangun sesuatu.
Bukan tempat yang bisa aku pamerkan di media sosial. Tapi tempat di mana aku bisa menunggumu pulang.