WANGSA

Nila Kresna
Chapter #2

Siswi SMA

"Gantian gue yang tanya.” Feederica menyela pertanyaan Qiana yang hendak mengulik lebih dalam tentang meninggalnya roh itu. Sedikit keberatan akhirnya ia menghentikan pertanyaan, memberikan waktu pada Feederica.

"Bunga, siapa yang juara kelas? Dikelas gue?" tanya Feederica. Entahlah pertanyaan itu hanya ingin menguji roh yang ada di dalam koin yang belum seratus persen Feederica percaya atau hanya ingin menunjukan kesombongannya, ia tahu otaknya tidak terkalahkan.

Koin itu kembali bergerak dibawah telunjuk mereka beremat menyusun satu demisatu huruf.

"Feederica."

Feederica tersenyum bangga melihat semua temannya, ia tak akan terkalahkan, ia kembali bertanya kali ini terlihat sedikit tersipu.

"Bunga. Dewa punya cewek gak?" Itulah inti dari keinginanya mengikuti Qiana ke bangunan sekolah yang terbegkalai ini, ingin bertanya tentang anak laki-laki bernama Dewa.

"Tidak."

Kata itu kembali membuat Feederica melebarkan senyuman antusias. Ia bersorak dalam hati, cowok yang ditaksir sejak lama ternyata memang tidak memiliki kekasih. Tapi mengapa Dewa begitu dingin pada setiap gadis? Sampai terkadang Feederica berpikir merasa rendah diri dihadapan Dewa.

"Bunga. Dewa suka cewek kaya apa sih?" tanyanya lagi, ia akan menjadi gadis seperti yang Dewa idamkan, ia yakin setelah ini Dewa akan sangat menyukainya.

Koin itu kembali bergerak setelah mendengar pertanyaan Feederica.

Koin itu kembali membentuk huruf-huruf lantas merangkainya menjadi. "Yang baik."

“Gantian gue yang nanya, Fee." Pelita unjuk suara dibanding pertanyaan soal anak laki-laki lebih baik pertanyaan yang bermanfaat. Ia ingin segera tahu dimana ibunya.

"Rese deh loh ... Gue belum selesai nanya, pengen tau tentang Dewa lebih banyak." Feederica mulai emosi pada Pelita, derajatnya lebih tinggi dari Pelita tidak sepantasnya parasit digengnya ini menyela pertanyaan penting soal Dewa.

Wajah Feederica mulai tidak bersahabat, tapi Pelita tidak perduli ia kembali melanjutkan pertanyaannya.

"Bunga, dimana ibu aku sekarang? "

“Sebutin namanya, Ta,” kata Qiana.

“Oh ... Bunga, dimana ibu saya, namanya Rini,” ulang Pelita kembali melihat koin itu menunggu pergerakannya. Ia sangat ingin mendapatkan jawaban bagus boleh alamat atau tempat setidaknya ada kabar baik agar ia bisa mencari ke sana.

Uang koin itu kembali berputar mencari satu demi satu huruf sampai membentuk kata.

"WC."

Pelita dan Qiana saling beradu pandang. Apa atinya toilet? Jadi maksudnya ibu pelita sedang di toilet?

Lihat selengkapnya