Kobaran api menyertai ketakutan gadis pucat yang tengah duduk bersimpuh di lantai. Tetesan keringat mengalir, bercampur dengan darah segar yang membasahi kedua tangannya yang bergemetar. Penglihatannya hanya mampu menangkap samar kilasan-kilasan api yang memadati ruangan. Rasa panas menyengat di udara membuatnya sesak.
“Tolong… Nduk…” suara wanita paruh baya memelas padanya. “Tolong…”
Gadis itu menengok, menyaksikan wanita berkonde itu terkapar di seberangnya. Gerilya kobaran api yang membakar lantai memisahkan jarak di antara keduanya.