Hari berganti malam. Indah dengan sabar menunggu kepulangan Wida dari tempatnya bekerja. Dia pun sudah bersiap-siap sebab kekasihnya itu tidak mau membuang waktu dengan menunggu. Jam menunjukkan pukul 19.00 seharusnya di jam itu Wida sudah pulang.
Indah mulai gelisah namun mencoba untuk bersabar lagi sampai tak berapa lama terdengar suara mobi memasuki halaman depan. Ketika dia melihat dari jendela, gadis itu tersenyum. Dihampirinya Wida dengan muka riang, dia menghampiri Wida.
Diambil tas dan menyiapkan teh untuk diminum. Tas belanja pun dikeluarkan oleh Indah dari dalam mobil. Setelah Wida mandi barulah Indah bertanya. "Sayang, kapan nih kita pergi keluar? Aku lapar sekali," keluh Indah.
Pria itu menatap Indah dengan datar. Pandangannya sekarang itu hanya ditampakan ketika Wida marah. Indah mengulum bibirnya seraya menundukkan kepala. Pasti dimarahi lagi. Namun sebuah tangan besar mendarat di kepala Ialu mengacak rambut Indah yang sudah rapi.
Ketika gadis itu mengangkat kepala, dia melihat Wida tersenyum. Kekasihnya tak marah malah dia mengambil kunci mobil setelah mengenakan jaket. Wida lalu ke arah pintu sedang Indah masih mematung, terpesona akan ketampanan sekaligus senyum sang kekasih yang menurutnya cantik.
"Hei!" panggilan Wida membuyarkan lamunan.
"Kenapa kau diam? Katanya mau makan di luar, ayo!" Indah buru-buru mengambil tas kecil miliknya yang ada di meja dan mengikuti Wida.
"Kau mau makan apa malam ini?" tanya Wida begitu Indah masuk ke dalam mobil.
"Mau makan dimsum sama bakso." kening Wida mengkerut. "Banyak sekali. Pilih salah satu saja nanti kalau makan banyak, kamu susah tidurnya."
"Tapi kepengen dua-duanya," bujuk Indah. Wida menghembuskan napas. Sulit rasanya menolak permintaan dari gadis itu.
"Bagaimana kalau kita beli bakso dimsumnya nanti kita beli dan panaskan bisa makan saat sarapan." Indah mengangguk cepat, setuju dengan usulan Wida. Kekasihnya memang pintar.
"Oh iya kita bisa juga belanja. Kau mau beli apa?" tanya pria itu.
"Memangnya kita mau ke mall ya?" Indah balik bertanya. Wida mengangguk.
"Nanti saja memikirkan hal itu, ayo kita makan dulu aku lapar sekali!" rengek Indah sembari menggelayut manja di bahu Wida. Mobil lalu berjalan menembus dinginnya malam. Tak lama mereka sampai di mall, memakan waktu lama mendapat lahan parkir kosong.
Keduanya kemudian keluar dan langsung bergerak ke sebuah restoran. Indah memakan dengan lahap sementara Wida tersenyum tipis melihat tingkah Indah sebelum akhirnya membuat wajah acuh tak acuh saat Indah berbalik memandang.
"Makan yang benar, nanti tersedak." Indah sontak mengubah perilaku dengan makan sopan.