Seorang wanita yang sedang berjalan sambil membawa tas berisi pakaian sedang menunggu taksi daring. Alia yang sudah sembuh dari sakit selama lima hari, terpaksa pergi ke tempat seorang wanita yang dipanggilnya Kak Ranti. Alia tidak tahan lagi, dia selama sakit dibilang istri pemalas oleh mertuanya.
Ponselnya berdering dan kemudian Alia mengangkat. Saat diangkat, Fendi yang berbicara di ponsel.
“Sayang, kamu sudah sembuh?” tanya Fendi. Lelaki itu di kantor sedang membaca dokumen dan mencap berkas-berkas kantor. Alia yang mendengar ucapan dari suaminya kemudian mengubah bicara, supaya Fendi tidak cemas dan pulang awal.
“Aku sedang menuju ke tempatku bekerja. emas kerja saja, aku baik-baik saja kok.”
Alia sedang mengusap keningnya yang basah karena berkeringat, matahari membuat Alia seperti mandi hujan.
“Alia, kamu harus istirahat sayang. Kondisimu bisa parah lagi.”
Fendi yang berjalan di ruangannya sambil menatap kaca gedung, kemudian dia melihat jam. Fendi berharap, dia bisa pulang cepat namun hari ini ada jam untuk rapat pertemuan dewan direksi.
“Mas Fendi, aku sedang kerja. Jadi mas jangan cemas, kalau sudah selesai nanti Alia kabarkan.”
Alia meneteskan air mata, dia tidak bisa menerima panggilan dari suaminya lagi. Taksi sudah sampai, kemudian dia memasukkan koper dan tas ke dalam bagasi. Batin Alia sudah hancur karena ulah mertuanya, Alia dihina dengan dikatain wanita lemah yang tidak bisa memiliki anak.
“Pak, tolong antar sesuai alamat ya. Saya lagi ada urusan.”