Agustus, tahun 1968.
Kelahirannya disambut penuh suka cita, karena dia adalah anak perempuan satu-satunya dari enam bersaudara. Mistin Sulastri, nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
Saat masih bayi, Mistin sukses mengalihkan perhatian orang tua hanya tertuju padanya, itu wajar.
Masa kecilnya, ia sangat dipuja dan dimanja, sebab wajahnya yang cantik jelita. Jika saudara yang lain harus bekerja membantu orang tua dulu untuk mendapatkan uang jajan. Maka, Mistin langsung memperolehnya dengan mudah.
Mistin kecil tumbuh menjadi anak yang siap masuk sekolah dasar. Ia yang terbiasa hidup tanpa peraturan di rumah, merasa kaget saat di sekolah disuruh untuk menyapu kelas. Kenakalan mulai terlihat, saat ia berani membolos setiap mata pelajaran Agama Islam.
Sang bapak yang notabene adalah seorang guru mengaji di kampung, merasa malu dengan kelakuan putrinya saat mendapat aduan dari sang guru agama.