Hubungan yang berakhir tanpa penjelasan tidak pernah sebahagia hubungan yang berakhir karena adanya alasan dan penjelasan. Namun, tidak dapat dipungkiri, perpisahan yang beralasan ataupun tidak beralasan sama-sama menimbulkan rasa sakit yang sama bukan? Meskipun banyak orang bilang cinta itu tanpa alasan, apakah berarti perpisahan yang terjadi harus juga tanpa alasan?
Aku tidak tahu, semua orang merasa kasihan padaku karena ditinggalkan olehmu, padahal selama ini yang aku rasakan adalah kita memang ada dalam satu titik di mana keduanya harus saling melepaskan. Tak ada yang meninggalkan lebih dulu, hanya saja kamu tidak cukup kuat untuk berjuang lebih keras lagi, makanya kamu memilih menyerah dan melepaskanku.
Sudah tiga puluh hari sejak kamu pergi, dan aku masih terus mencari alasan paling masuk akal, paling positif, yang bisa aku cerna dengan akal sehatku mengenai berakhirnya hubungan kita. Kalau kamu mau tahu, hal itu tidak mudah. Hari-hari tanpamu adalah neraka yang sebenarnya tidak pernah ingin kusentuh, namun terpaksa aku menjalani semua, dengan air mata yang kusimpan sendirian; air mata yang tak akan pernah kamu pahami.
Berat rasanya harus menerima kenyataan bahwa kamu tidak lagi menyapaku lewat chat setiap pagi, berat rasanya harus membiasakan diri tidak lagi mendengar suaramu melalui telepon kita saat malam hari, berat rasanya meyakinkan diriku bahwa kita tak akan bertemu lagi, berat rasanya tidak lagi melewati lorong rumahmu , berat rasanya tidak lagi mendengar ocehan dengan dialek mu yang sangat khas itu, berat rasanya tidak mendengar leluconmu dalam telepon ataupun dalam pertemuan nyata, berat rasanya harus menerima kenyataan bahwa kita tak lagi dapat bergandengan tangan.