Wanitaku

Muhammad Fathan NP
Chapter #12

Empat Puluh Hari Tanpamu

Aku menulis novel keduabelasku sambil mendengar Jason Ranti meratap di lagu Nadanya Begini Lagunya Begitu . Entah mengapa lirik lagu ini membuat aku merasa perlu diam beberapa saat dan tiba-tiba memikirkanmu. Ingatanku memutar ulang kenangan-kenangan kita dulu, kamu selalu meneleponku sebelum aku menulis novel, pernah beberapa kali aku membentakmu karena kamu menghubungiku di saat yang tidak tepat. Bentakan itu hanya kaubalas dengan kata maaf dan setelah itu entah mengapa aku merasa bersalah, esok harinya aku menemuimu dan meminta maaf, lalu hubungan kita kembali baik-baik saja. Ah, seandainya berakhirnya hubungan kita kemarin bisa teratasi hanya dengan kata maaf dan pertemuan, rasa-rasanya aku ingin melakukan dua hal itu agar bisa mengembalikanmu ke dalam duniaku, walaupun memilikimu kembali adalah hal yang mustahil. 

Apa kabarmu hari ini? Aku selalu berharap kamu baik-baik saja, meskipun saat mengingat kamu pernah begitu menyakitiku, kadang aku pun juga berpikir lebih baik kamu mati saja dimakan gorila, dan khayalan tentangmu di otakku semakin hari semakin aneh saja. hingga saat ini seluruh dunia masih menganggap aku sangat terluka dan sangat terpuruk. Lukaku memang tak sepenuhnya sembuh, tapi aku yakin akan ada saatnya semua berubah jadi baik-baik saja, dan aku tak perlu menyesali pertemuan kita, apalagi menyesali semua kebohonganmu padaku.

Agar luka itu tak makin parah, aku mencoba untuk tak mencari tahu tentangmu. Namun, sahabatku selalu bercerita tentangmu, menceritakan betapa bahagianya hubunganmu dengan kekasih barumu. Aku menanggapi cerita itu dengan santai, memangnya apa urusannya denganku jika kamu telah bahagia bersama kekasih barumu? Dan, apakah aku harus merasa tersiksa dan kembali meratapi perpisahan kita? Masa-masa itu sudah terlampau lewat dan untuk saat-saat ini memang aku masih sering merindukanmu, tetapi yang aku lakukan hanya satu, diam dan tak peduli. Diam membuatku tak perlu banyak memikirkanmu dan tak peduli membuatku tidak lagi sakit hati. Bukankah perhatian terlalu banyak hanya akan menghasilkan luka yang sama banyaknya juga?

Jason Ranti masih terus berbisik di telingaku dengan lagu yang terus aku ulang. Mungkin, malam ini akan sangat menyenangkan jika aku bisa bersandar beberapa saat saja di lenganmu. Mungkin, malam ini aku akan merasa tenang menulis bab-bab dalam novelku jika beberapa menit saja bisa bertemu denganmu. Tapi, bukankah itu semua tak mungkin lagi aku lakukan? Kamu telah seutuhnya bahagia dan aku tak perlu menganggu kebahagiaanmu yang sekarang.

Lihat selengkapnya