Hii...
Ingatkah kamu saat kita sedekat nadi,sebelum sejauh matahari,dulu? Ketika kita masih bisa asik bercengkrama via telephone. Menertawakan hal kecil yang di alami masing-masing dari kita. Malam menjelang subuh waktu itu seraya mendengarkan lagu “Banda Neira-Sampai Jadi Debu”, kamu benar-benar telah menduduki ruang di ulu hati.
Aku pernah bilang kalau lagu itu mewakili perasaanku, sampai sekarang. Bahkan ketika aku tidak lagi mampu hanya sekedar menatap-mu, dan ketika “kita” berganti aksara menjadi individu yang berbeda.
Saat merindukanmu, hal yang kesekian yang ku lakukan mendengarkan lagu ini sambil memejamkan mata sebentar. Begitu terasa efek tenang yang begitu kejam.
Percayalah, banyak rindu yang berusaha keras untuk membongkar pertahananku ketika aku menulis ini.
Dan...
Untuk Kamu yang suatu saat kebetulan membaca ini.
Apa kabar?
Sedang apa?