Wanitaku

karlina s
Chapter #1

Tidak Sengaja Mencium

Malam ini, Ana sedang makan di restoran favoritnya. Ana sengaja datang sendiri ke sana karena dia ingin menenangkan pikirannya. Namun, dia sangat kesal saat melihat ada laki-laki yang mendekat ke arahnya. Padahal, laki-laki itu terlihat baru masuk dan tersenyum kepada dirinya.

Laki-laki itu adalah laki-laki yang paling tidak dia sukai. karena Ana hanya menganggap laki-laki itu sebagai penggangu saja. Ana juga punya alasan lain yang tidak bisa dia ceritakan pada siapapun.

"Hai, Sayang," sapa laki-laki itu kepada Ana, wanita yang diam-diam akan dia jadikan istrinya. Sudah berkali-kali dia menyusun rencana untuk melamar Ana. Namun, selalu saja ada kendala.

Ana memutar bota matanya acuh saat laki-laki itu memanggil dia dengan kata sayang itu duduk di depannya tanpa permisi. Memuakkan, itu yang dirasakan oleh hati Ana.

"Kenapa dunia ini sangat sempit? Sampai aku harus bertemu dengan makhluk luar angkasa seperti kamu," kata Ana dengan ketus dan dingin.

Ardan hanya tersenyum tampan saat melihat sikap Ana yang selalu dingin kepadanya. Wanita di depannya itu selalu saja bicara tidak ramah setiap kali mereka bertemu.

Namun, ketertarikan Ardan pada Ana tidak pernah pudar sekalipun Ana sering memancing kemarahannya.

"Mungkin kita jodoh, Sayang. Sehingga Tuhan selalu mempertemukan kita dalam situasi tidak terduga. Sama seperti malam ini." Ardan berkata dengan percaya diri. Dia menatap Ana dengan tatapan yang tidak bisa diartikan wanita itu.

Kenapa dia menatapku seperti itu? Tatapannya sungguh menjengkelkan. Ingin rasanya aku congkel bola matanya sekarang juga. batin Ana kesal.

"Ana, ayo pulang bersama dengan aku!" ajak Ardan tiba-tiba yang membuat Ana semakin kesal kepadanya.

"Kalau mau pulang, pulang saja sendiri, kenapa harus mengajakku?" Ana meladeni dengan kesal. Karena jika dia diam, maka dapat dipastikan laki-laki itu akan betah duduk di hadapannya.

Ardan menggeser kursi yang dia duduki sampai tepat di samping Ana. Dia tidak peduli dengan tatapan pengunjung lain yang menatap horor padanya. Dia kan bukan hantu, jadi dengan tanpa malu dia mengabaikan mereka semua.

Ana merasa akan terjadi sesuatu yang akan membuat dirinya marah besar dengan laki-laki di sebelahnya itu. Ana tidak mau mempermalukan dirinya sendiri di depan umum seperti ini. Ana memutuskan untuk pergi saja dari sini sekarang juga.

Namun, Ana dibuat terkejut saat laki-laki itu mencium pipinya. Ingin rasanya Ana menampar laki-laki itu kalau saja dia tidak punya rasa malu.

Ana mengambil ponsel yang dia letakkan di meja, memakai tas yang dia letakkan di kursi dan segera berdiri. Ana memanggil pelayan restoran untuk meminta bill.

"Pelayan." Tidak lama terlihat satu orang pelayan laki-laki menghampirinya.

"Saya minta billnya!" pinta Ana ramah.

Pelayan itu segera memberikan bill pada Ana. Ana mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu dan memberikan pada pelayan itu.

Lihat selengkapnya