War of Love

Dian hastarina
Chapter #14

Pernyataan berbahaya #14

“Kenapa diam?” tanya Bara tiba-tiba. Rasanya ini dejavu karena keadaan ini sudah pernah Dia alami. Dan lagi-lagi, ini ada hubungannya dengan Bara. Oca menatap Bara seakan hendak bertanya tentang sesuatu, namun Dia bingung bila bertanya dihadapan Kakek. “Oca…?” Deg! suara Kakek membuat Oca sadar, mungkin daritadi Kakek sudah menatapnya.

“Ah, tidak. Tidak apa-apa Eyang” Jawab Oca, yang kemudian melihat Bara. Sepertinya setelah ini Oca harus mengajak Bara bicara. Pasalnya, ini tak membuatnya nyaman. Untuk datang kerumah ini saja. Bara tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya. "Permisi, Aku ingin ke kamar kecil dulu" sahutnya. Kakek mengangguk sekali, begitu juga Oca. Fiuh. Untungnya Pria itu segera pergi. Dan ini kesempatan yang bagus untuk mempengaruhi Eyang. Bisa saja kan Eyang Brata yang baik mau memikirkan apa yang Dia rencanakan dulu?

Oca mencoba merapatkan duduknya sebelum bertanya. Perlu keberanian yang banyak untuk bertanya tentang apa yang daritadi harus Dia sampaikan. “Eyang… Apa boleh Aku bertanya ?” tanya Oca, sebisa mungkin Dia tak boleh memperdengarkan kalimat gaulnya. “Ya.. boleh, apa itu?” jawab Eyang sembari menyunggingkan senyum tipis di bibirnya. “Kenapa Kami… harus bertunangan?” tanya Oca dengan seksama. “Mmmm..” Eyang menggumam. “Bukankah…, lebih baik bila Kami dibiarkan ... memilih pasangan hidup kami?” jelas Oca lagi.

Moga Eyang gak tersinggung pleaseeeee! Moga....

“Kenapa bertunangan? hmmm.” Eyang Brata lagi-lagi hanya mengguman, dan memegang masing-masing pergelangan tangannya yang telah keriput. Dari raut wajahnya, pertanyaan Oca sepertinya sulit untuk Dia jawab. Dia memikirkan hal yang disampaikan Oca dalam-dalam. “Kamu tidak suka dengan Bara?” tanya Eyang kemudian. “Itu.. bukan begitu Eyang.. bagaimana bila Kami punya Pasangan yang sebelumnya-“

"Jadi, Kamu.. punya pasangan?" tanya Kakek tiba-tiba. "Ti-tidak. Bukan begitu. Bara.. Bara pasti punya Wanita yang Dia cintai.." terlanjur tanggung. Sekaligus saja basah kuyup. Oca harus menyelesaikannya hari ini. Eyang sendiri sedikit aneh. Hidungnya berkembang kempis tak karuan, cukup kepayahan untuk berbicara. "Bara...? Kamu tahu darimana Dia punya kekasih? Kamu ya--- ah.." sang Kakek tiba-tiba memegang kepalanya.

A-astaga! Ada apa?

Lihat selengkapnya