War of Love

Dian hastarina
Chapter #19

Wanita barbaju renda brokat #19

Tentu saja pesta pernikahan anak gedongan selalu meriah. Akan selalu dihadiri oleh orang-orang yang memakai baju-baju mewah, Branded, dan bersolek layaknya seseorang yang akan pergi ke pesta. Namun untuk pernikahan Isac, Oca menemukan hal berbeda. Ternyata pernikahan itu diadakan cukup sederhana dengan kehadiran hanya sekitar seratus orang. Pernikahan impian Oca yang menginginkan kesederhanaan dan khidmat.

"Bagus juga bila begini" Karena tak banyak yang akan melirik dan memperhatikan mereka.

"Kita hanya perlu menyapa Isac dan istrinya.“ Sahut Bara.

Oca yang berada di belakangnya mengangguk. Karena tidak melihat Oca disampingnya, Bara berhenti dan menunggu Oca satu jalan dengannya. Oca sedikit kaget dengan gerakan Bara, namun setelah itu sikapnya biasa lagi. Karena Pria itu berhenti, mMereka jadi sejajar berjalan.

Cih, nungguin gitu bisa buat orang geer. Dah, dah. Jangan sampe kegeeran deh. Fokus.

Ya, fokus. Disaat seperti ini, Oca harus bisa melewati semuanya tanpa menimbulkan kesan bohong. Dia menghindari pertanyaan hubungan apalagi mengoreksinya sebagai tunangan Pria populer. Untuk bisa seperti itu, Dia harus terlihat natural saat bersama Bara. "Kalau boleh tahu siapa nama Istri kak Isac?" tanya Oca.

"Silvi Rania" jawab Bara.

"Silvi...." ucap ulang Oca.

"Dia juga ingin ketemu sama kamu"

"Aku? kenapa?"

"Karena kamu tunanganku"

..Tunanganku,..Tunanganku, TUNANGANKU.

Kata-kata itu berkecamuk liar dalam otak Oca, seperti perang. Lebih tepatnya, perang kewarasan hati. Mendadak Dia memalingkan muka, hampir tergagap. Cara ucap Bara sebetulnya biasa. Tapi gesturnya saat mengucapkan kata itu, mengungkap arti lain yang tak mau Oca salah artikan. Bahaya. Ini bahaya. Pertahanannya tak boleh runtuh. Spontan tangannya menapis-napis angin kearah wajahnya yang tersulut panas. Semoga Pria itu tak menyadarinya.

Secara tak langsung, semua orang yang tahu gosip mengenai mereka pasti memandangnya sebagai pasangan Bara di masadepan. Mungkin, banyak yang sudah tahu Bara sudah ditunangkan dari kecil dengan seseorang. Oca bukannya tidak mau mengakui, namun Dia sebetulnya juga sedang berdebar. Bohong bila Dia tidak terpengaruh. Tapi sebisa mungkin Dia menghindari kecanggungan persepsi yang bisa diartikan Bara sebagai rasa suka padanya.

Mendesah ringan, sembari menyatukan visinya yang datang tak mau bermasalah, Oca harus mempersiapkan pertanyaan sebelum berbaur lebih jauh diantara banyak orang. “..Mmm, apa ada lagi anggota Erion yang datang?"

" .. Tidak. Mereka berada di luar negeri dan tidak bisa diganggu.." Balas Bara.

"Jadi hanya kamu yang datang?"

Pria itu mengangguk dengan sikap gentle yang membuat pandangan Oca menetap padanya. Namun karena Dia tak melihat jalan didepannya. "Ah!" tiba-tiba langkahnya tak seimbang dan oleng kanan.

Hep!

Lihat selengkapnya