War of Love

Dian hastarina
Chapter #7

Peluang didepan Mata#7

Aktivitas Pagi telah dimulai kembali di Kantor Oca. Oca tentu saja telah berangkat kekantor dan langsung mengerjakan aktivitasnya sebagai Magangers desain interior. Karena masih magang, Dia dipercayakan mendesain ruang Apartemen studio yang sebelumnya diberikan Karen. Karen sendiri sudah tak terlihat karena sejak setengah jam yang lalu. Dia karena harus melapor pada Bu Ghea yang menjadi atasan langsungnya selama Dia magang. Kantor ini punya nama baik yang terkenal di ibu kota, KANALDESIGN. Ya, karena itulah, mereka yang baru pertama kali melamar dan diterima, akan dinilai sebagai pegawai Magang selama setengah tahun.

Sambil mengerjaan tugas desainnya, pikiran Oca masih tertuju pada apa yang dikatakan Karen tentang menjadi asisten Pak Brian. “Ngomong-ngomong, yang dibilang Karen kemarin betul gak ya? Tema ruangan yang diinginkan Wanita itu adalah tak usang oleh waktu. Desain futuristik, dan Gaya kelas barat..?” Tanya Oca pada diri, sembari membelit spiral rambut yang keluar dari ikatan rambutnya.

Tak lekang oleh waktu.

Sepertinya, Oca pernah mendengar hal yang serupa itu di lagu milik Lara Prita, dimana tokoh utama menginginkan sebuah ruangan yang ingin Dia tempati bersama Pria yang Dia panggil Shark yang telah membuat jatuh cinta dari kecil. Judul lagu itu sendiri adalah tak lekang oleh waktu. Kenangan lama yang ingin Dia bangun kembali bersama seorang Pria ketika Mereka tak sempat habiskan bersama karena terpisah. Saat masih menjadi Penyanyi di Youtube, Views terbanyak diraih dari lagu ini. Setelah itu Dia dikontrak menjadi penyanyi, dan terkenal. Dia pun semakin sering hilir mudik layar kaca, dan mengadakan konser sendiri. Tak hanya bersuara merdu, Dia juga memiliki wajah yang cantik. Oca dan Karen sangat menggemari beberapa lagunya. Bahkan saat jumpa fans Mereka tak absen untuk datang.

“Apa mungkin Wanita ini juga penggemar lagunya Lara Prita ya?” Oca tersenyum mendengus. Kalau ya, bila Oca dberi tugas menemuinya, mungkin Mereka akan lancar berdiskusi sampai akhir dan akhirnya Wanita itu akan mempercayakan desain itu pada Oca dan tim. Setelahnya, Mereka juga masih akan menjalin komunikasi dan bersama-sama ikut fans club untuk Lara Prita.

Hahaha. Oke, stop. Imajinasinya semakin ngawur saja. Saatnya kembali pada desain, kenyataan saat ini. “Mmmh, Mungkin.. desainnya juga bukan berarti sesuatu yang milenial? Atau bisa aja-”

Duk! Duk! Duk! Duk!

Hentakan sepatu yang sedang berlari dibelakangnya terdengar cukup jelas, memancing Oca untuk menoleh. "Ca!" tiba-tiba saja Karen telah berada dibelakangnya dengan nafas terengah-engah. “Ada, hmph, berita penting!” masih berupaya mengatur nafasnya, Karen duduk kursinya yang berada disamping Karen. "Penting?" Kening Oca berlipat, ketika Karen masih mengatur nafasnya. ”Memangnya Kamu habis lari darimana? Nih minum,minum!" Oca mengambil satu botol minuman mineral yang masih belum Dia buka dari mejanya. 

"Engga-engga!" goyangan tidak kedua tangannya itu membuat alis kanan Oca menukik, "Yaudah" tanpa pikir panjang Dia kembali berbalik dan menaruh botolnya di dekat komputernya. "Eh! eh! Bentar, ada info penting buat Lo! Kali ini beneran! Pak Brian bakal bawa Lo ke rumah wanita penting itu untuk mendiskusikan dekornya!" Katanya dengan wajah serius. 

Satu, dua, tiga hingga lima detik berlalu. Tak ekspresi dari Oca hingga akhirnya Dia mendengus. "Bohong. Gue gakan percaya lagi ma Lo!" Ya, Oca sudah kapok di bohongi temannya itu, kalo ini Dia tak akan percaya lagi, dan sekali lagi kembali menatap komputer. "Eh, percaya ma gue! Kali ini beneran!!" tukasnya lagi meyakinkan, Dia jadi lupa barusan Dia terengah-engahnya. Dia, karena terlupakan oleh bagaimana caranya meyakinkan Oca bahwa Dia tak berbohong. "Lo bakal pergi ma Pak Brian jam 11 siang ini!" tukasnya lagi.

"Hahaha, kalo gitu bawa Pak Brian kesini dan suruh bilang sendiri ma Gue"  Masih tak percaya dengan apa yang Karen ucapkan, Oca berbalik dan memilih sibuk dengan komputernya.

"Eh-"

Lihat selengkapnya