Apa... Aku gak salah denger?
Barusan....
“Begini, jangan salah sangka. Meskipun di beranda, suara Kamu kedengeran.. marah” Jelas Pak Brian, membuat Oca terdiam mengerucut bibir mungilnya. “Uhm, iyah, itu, orang menelpon tadi orang yang rese, jadi..” Oca hanya bisa menyerigai, tak mau menjelaskan. Dan daripada itu, Dia tak ingin Pak Brian tahu, yang menelponnya barusan adalah tunangannya.
“Kukira orang penting, yang rese”
“Hah?“
“Kudengar Kau sangat penurut di akhir pembicaraan” ujarnya.
“Euhh, yah, begitulah, sebetulnya Dia orang yang lebih tua dariku..” Meskipun Oca memanggil Tunangannya itu dengan sebutan Kamu.
"Sepertinya Pacarmu ya?"
"Eh, euh bukan Pak." Elak Oca, Dia terkejut Pak Brian langsung to the pont menebaknya.
"Kamu tak perlu malu.. di kantor tidak dilarang punya Pacar kok" Entah kenapa Pak Brian masih menggodanya. "Sekali lagi bukan Pak"Oca sedikit dongkol, kerena yang ingin Dia jadikan pacar justru Pria yang menggodanya barusan.
Cklek!
Pembicaraan itu terhenti karena tatapan Mereka beralih pada sosok Wanita yang muncul dari balik pintu utama. Wanita itu memakai blouse putih dengan warna bibir merah merekah, matanya besar dan rambutnya panjang hitam. Dia memiliki badan tinggi semampai. "Haaaah....?" Oca sangat mengenal Wanita muda itu hingga menatapnya terbelalak “La.. Lara Prita?”
Penyanyi favoritnya ada didepan mata tanpa terhalang kaca atau orang-orang yang selalu mengelilinginya untuk meminta tanda tangan, Siapa yang tidak senang?
Ya Ampun Karen! Lu bakal Gak percaya siapa yang Gue temuin hari ini!
Wanita yang di percaya Oca sebagai Lara Prita itu, berjalan dengan kening berkerut yang terlihat dari balik kaca mata hitamnya. Bahkan ketika langkahnya sampai pada Pak Brian. Pandangannya sebentar tertuju pada Pak Brian dan akhirnya kembali pada Oca yang menatapnya tanpa mengedip. “Brian?” Sapanya pada Pak Brian, dan kemudian menggerakan arah dagunya pada Oca karena ingin memastikan sesuatu.