Waria Bernama Alya

Zizan
Chapter #14

Hari Dimana Andre Menari Di Depan Tio

Pentas seni sekolah sudah di depan mata. Kelas Andre ditunjuk untuk menampilkan drama tradisional Betawi, lengkap dengan musik pengiring dan tarian khas yang harus dibawakan oleh sekelompok siswa.


Seminggu sebelumnya, Andre hanya duduk di bangku paling belakang saat guru seni memilih siapa yang akan tampil. Ia tidak pernah berharap bisa ikut. Biasanya ia hanya kebagian membuat properti panggung atau membantu menyiapkan musik.


Tapi hari itu berbeda.


Salah satu murid perempuan yang semula akan tampil tiba-tiba sakit dan tidak bisa ikut latihan. Guru seni memandang ke arah siswa yang belum punya tugas.


"Andre, kamu mau coba bagian tari perempuan ini? Sementara saja. Nanti kalau temanmu sudah sembuh, kamu bisa kembali ke tugas awal."


Ruangan sunyi. Semua mata menatap Andre. Beberapa langsung menahan tawa, beberapa berbisik kecil. Tapi guru seni tidak bergurau. Ia benar-benar serius.


Andre menunduk sebentar. Dalam hatinya, ada kegugupan, tapi juga getaran kecil yang aneh. Getaran itu mirip seperti rasa bahagia. Ia mengangguk pelan.


Latihan dimulai sore itu. Andre mengenakan kain batik yang disarungkan di pinggang, dan selendang panjang yang dikalungkan di bahu. Gerakannya masih kaku di awal, tapi tidak canggung. Justru terlihat lembut dan alami.


Tio berdiri di pojok ruangan, memegang naskah dialog. Matanya mengikuti setiap gerakan Andre. Ia tidak tertawa. Tidak mengangkat alis. Ia hanya menatap.


Andre menari dengan gerakan perlahan. Tangan yang diangkat tidak sekadar bergerak, tapi menyampaikan sesuatu. Matanya menunduk ketika melangkah, seperti menjiwai peran seorang penari sungguhan. Bahkan guru seni terlihat kagum.


"Luwes banget kamu, Andre," ucapnya setelah sesi pertama selesai.


Lihat selengkapnya