Waria Bernama Alya

Zizan
Chapter #44

Akhirnya Punya Pembaca Sendiri

Di kamar kosnya yang kecil namun penuh kenangan, Alya duduk di depan laptop tua miliknya. Lampu meja menyala lembut, menerangi layar yang memantulkan cahaya ke wajahnya. Ia sedang membuka kolom komentar blog ‘Waria Bernama Alya’.

Sejak episode podcast yang viral, pembaca blognya melonjak drastis. Ribuan orang mulai mengikuti kisahnya. Dan malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, Alya membuka satu per satu komentar dari orang-orang yang belum pernah ia temui—tapi seolah mengenalnya begitu dalam.

"Kak Alya, aku juga transgender. Tapi aku masih bersembunyi. Cerita kakak bikin aku pengin lebih berani. Terima kasih."

Mata Alya membasah. Ia menutup mulut dengan telapak tangan, menahan haru yang mengalir begitu deras. Ia membaca lagi.

"Aku laki-laki cisgender, tapi setelah baca tulisanmu, aku sadar betapa jahatnya cara pandangku dulu. Maaf. Dan terima kasih udah ngasih perspektif baru."

Tangannya gemetar saat membalas komentar-komentar itu. Setiap kata balasan ditulis dengan hati-hati, dengan cinta, dengan rasa syukur yang tak bisa ia gambarkan. Dulu, ia menulis di buku harian dengan rasa bersalah. Kini, ia menulis di layar laptop dengan suara lantang dan hati yang penuh keberanian.

Tio, yang sedang merebus air untuk teh di dapur kecil kos, memanggil dari belakang.

"Sayang, kamu lagi baca komen lagi ya?"

Alya menjawab dengan suara yang sedikit serak karena menahan tangis. "Iya. Mereka baik banget, Tio. Mereka ngasih aku harapan."

Tio masuk membawa dua cangkir teh manis panas, duduk di samping Alya, dan menyandarkan dagunya di bahu kekasihnya itu. Mereka membaca komentar bersama.

Lihat selengkapnya