WARISAN DEBORAH

Frasyahira
Chapter #14

EMPAT BELAS

Lena merapihkan meja riasnya yang sedikit berantakan. Kedua anaknya sudah berangkat sekolah tadi pagi Lena baru sempat mandi beberapa saat lalu di dalam kamar mandinya yang berada di dalam kamarnya. Lena membuka lemari pakaiannya ia memilih pakaian yang akan di kenakannya. 

Lena memilih celana panjang cokelat dengan baju yang berwarna hijau tua berlengan pendek. Seusai berdandan di depan meja riasnya ia selalu pergi ke halaman belakang rumahnya untuk menikmati pemandangan yang indah. Lena duduk di sebuah kursi yang tersimpan di teras belakang rumahnya. Ia menatap lurus ke arah danau yang ada di depannya. 

Angin berhembus sangat lembut. Menggerakan dedauan yang ada di halaman belakang rumah Lena. Lena menyandarkan tubuhnya pada kursi itu. Ia meluruskan kakinya sambil mencari posisi yang nyaman baginya. Lena menghela napasnya pelan ia masih menatap danau kecil yang terlihat sangat tenang.

Dari kejauhan ia melihat ada seseorang yang muncul dari dalam danau. Lena melihat orang itu tertelungkup dan bangkit berdiri di sisi danau. Dari matanya tidak terlalu jelas siapa orang itu. Tapi orang itu berjalan mendekat ke arah lena. Langkahnya sangat cepat membuat Lena gelisah. Ketika orang itu semakin mendekat Lena bisa melihat bahwa itu adalah seorang wanita yang penuh dengan lumpur dari dasar danau.

Lena mengerenyitkan dahinya ketika wanita itu berlari ke arahnya. Lena sangat panik ia berusaha untuk bangkit dari posisinya. Tapi tubuhnya tidak bisa di gerakan sama sekali. Ia mencoba sangat kuat untuk membuat tubuhnya bergerak tapi semua usahanya percuma ia masih tetap duduk di sana sementara wanita yang penuh lumpur itu loncat ke atas tubuhnya.

"Aaaaa...." Lena berteriak kesakitan. Wanita itu menekan perutnya dengan kakinya yang hitam dan penuh lumpur. Wanita itu membuka mulutnya dan memuntahkan lumpur hitam. Lena menutup mata dan mulutnya ia berusaha agar lumpur itu tidak masuk kedalam mulutnya. Aliran lumpur yang keluar dari mulut wanita itu sangat deras. Lena mengerak-gerakan kepalanya untuk menyingkirkan lumpur kental itu. 

Wanita itu berhenti memuntahkan lumpur dari dalam mulutnya. Lena langsung membuka mata dan mulutnya. Ia dengan cepat mengambil napas yang sudah di tahannya sejak tadi. Tubuh Lena dari kepala hingga kaki sudah penuh oleh lumpur kental berwarna hitam. Wanita itu menatap tajam ke arah Lena dan langsung menampar wajahnya dengan kencang.

"Aaaaa.....!!!" Lena berteriak ia membuka matanya dan langsung duduk tegap di atas kursi. Napas Lena terengah-engah keluar bintik-bintik keringat di keningnya. Lena menghela napasnya ia melihat ke sekujur tubuhnya yang masih bersih. Tidak ada lumpur sama sekali di tubuhnya ia hanya bermimpi. 

Lena kembali menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia mengatur napasnya Lena berusaha menenangkan dirinya. Ia merasa mimpinya sangat nyata bahkan perutnya terasa sakit entah karena sugesti atau karena mimpi itu. Lena berdiri dari tempat duduknya ia sudah merasa sedikit tenang. Lena melangkah pergi dari sana ketika ia menunduk Lena melihat ada air yang membentuk jejak kaki. 

Lena melihat ada empat buah jejak kaki dari air yang mengarah ketempat duduknya. Ia merasa heran dengan apa yang dilihatnya. Ia mengerutkan kedua alisnya ketengah Lena berusaha menepis pikiran yang membuatnya takut.

Ia dengan cepat melangkah ke dalam rumahnya dan menutup rapat-rapat pintunya.

Lena mengambil gelas kosong. Ia lalu membuka kulkas dan mengeluarkan sekotak jus kemasan. Ia menuangkan jus itu ke dalam gelas. Lena memasukan kembali jus itu kedalam gelas. Ia menarik sebuah kursi yang ada di dekat meja makan lalu duduk di sana. Lena meminum jus berwarna merah itu ia tidak meminumnya sampai habis. 

Lena masih menyisakannya setengah di gelasnya. Ia mendongakan wajahnya ke atas sesaat lalu menundukannya di atas meja makan itu. Lena menopang kepalanya dengan kedua lengannya yang di taruh di atas meja makan. Lena merasa lelah bukan secara fisik melainkan secara psikis. Ia menghela napasnya sambil menatap ke arah gelas di depan wajahnya.

*****

Rupert terduduk seorang diri di dalam kelasnya. Sekarang sedang memasuki jam istirahat. Teman-teman Rupert yang lainnya sudah sejak tadi pergi keluar dari kelas untuk beristirahat. Sebagian murid pergi ke kantin untuk membeli jajanan namun ada juga yang pergi ke pinggir lapangan hanya untuk mengobrol saja.

Lihat selengkapnya