Hari sudah berganti menjadi malam hujan deras dengan angin yang kencang menghantui orang-orang yang berlindung di dalam rumah. Air membasahi jalan dan rerumputan. Suara gemuruh dari langit terdengar sampai ke permukaan bumi. Petir demi petir bergantian saling menyambar di dalam awan.
Lena mengintip keluar dari jendela di dalam dapurnya. Ia melihat ke arah danau yang sangat sepi. Permukaan air danau jadi bergelombang tidak beraturan karena air hujan menerjang permukaanya. Dahan-dahan pohon menari-nari karena tiupan angin yang kencang. Lena meletakan mangkuk di atas meja.
Ia menyimpan Menu utamanya di dalam panci kecil di atas kompor. Malam ini mereka akan makan sup ayam hangat yang sangat cocok di makan saat hujan deras seperti malam ini. Rupert langsung datang ke dapur ketika ia mencium aroma dari sup ayam kesukaanya.
"Wah, indra penciumanmu sangat bagus," ucap Lena ia tersenyum ketika melihat anak laki-lakinya masuk ke dalam dapur karena mencium aroma dari sup ayam buatannya.
"Dimana kakakmu," tanya Lena.
"Dia sedang di ruang tengah," jawab Rupert singkat.
Lena membersihkan tangannya menggunakan air dari keran yang ada di wastafel. Ia lalu mengelap tangannya yang basah dengan handuk kecil yang di gantung dekat wastafel. Lena mengambil panci kecil yang berisi sup ayam hangat buatannya. Ia meletakan panci itu di tengah-tengah meja makan.
Rupert sudah siap dia sudah duduk sejak tadi di kursi. Aurell datang sambil memegang majalah remaja khusus para gadis seusianya. Aurell berjalan sambil membaca. Ia sedang membaca sebuah artikel tentang cara menghilangkan bekas jerawat secara alami. Aurell duduk tepat di depan adiknya. Ia meletakan majalah itu di atas meja.
"Bu apa kita punya strawberry," tanya Aurell.
"Tidak ada. Di dalam kulkas hanya ada buah anggur hijau dan jeruk. Memangnya ada apa," tanya Lena penasaran.
"Aku butuh strawberry untuk menghilangkan bekas jerwat di wajahku," jawab Aurell
Lena tertawa ia lupa bahwa anak perempuannya sudah remaja.
"Lusa kita akan berbelanja kan. Sekalian saja kita beli ya," ucap Lena.
Lena mengambil tempat untuk menyimpan sendok yang ia letakan di atas kulkas. Lena mengambilnya dan meletakan wadah yang berisi dengan sendok-sendok makan di atas meja makannya. Ia lalu duduk di kursi paling ujung di antara Rupert dan Aurell.
Lena menuangkan sup ayam ke dalam mangkuk Rupert. Tidak hanya ada ayam tapi sup itu juga berisikan kentang, wortel dan makaroni. Aurell mengambil sendiri sup itu. Ia hanya menuangkan dua sendok sayur kedalam mangkuknya.
Hujan masih deras membasahi tanah, pepohonan bergoyang terkena tiupan angin yang malam. Genting-genting basah terkena air hujan. Seusai makan malam keluarga Glen berkumpul di ruang tengah. Glen terlihat sedang bermain video game di depan sebuah televisi. Kedua orang tuanya duduk di atas sofa sambil mengobrol.
Lena dan kedua anaknya masih berada di dalam dapur. Mereka makan sambil mengobrol sesekali Aurell tertawa mendengar ucapan ibunya.
"Kreeekkkkkk."
Lena dan kedua anaknya langsung berhenti bergerak. Mereka terkejut melihat mangkuk kosong yang ada di ujung meja di hadapan Lena bergerak dengan sendirinya. Lena menatap kaget ke arah kursi yang ada di depannya. Aurell gadis itu menghentikan gerak sendok yang akan ia masukan kedalam mulutnya. Rupert ia diam tidak bergerak, ia menoleh ke arah kirinya memperhatikan mangkuk yang bergerak sendiri.
"Duudddkkkkkk.....dduudddkkkkkk...."
Terdengar suara seperti orang berlari di lantas atas. Lena dan kedua anaknya secara bersamaan mendongakan kepala mereka ke atas. Mereka menatap langit-langit yang ada di atas kepala mereka. Lena berdiri dari posisinya. Ia melangkah menuju ruang tengah. Rupert dan Aurell mengikutinya dari belakang. Lena berjalan perlahan ia mengambil sebuah tongkat kayu yang ada di sudut ruangan.
"Kalian tunggu di sini," ucap Lena memelankan suaranya. Ia meninggalkan kedua anaknya di ruangan tengah. Ia berjalan melangkah ke atas ia menaiki anak tangga satu demi satu secara perlahan.
Lena megenggam tongkat kayu itu dengan kuat. Aurell dan Rupert diam di ruang tengah. Mereka berdua melihat ibunya sudah berada di atas. Lena berjalan di lorong depan kamar Aurell. Ia melihat di depannya sudah terbuka tangga lipat yang mengarah ke loteng. Lena melangkah sangat hati-hati hingga ia berada di depan anak tangga itu.
Lena memijakan kakinya pada anak tangga ia menaikinya secara perlahan. Lena masih memegang tongkat kayu di tangannya. Ia mengintip terlebih dahulu untuk memastikan siapa yang berada di dalam sana. Lena menaikan kepalanya untuk melihat kedalam sana. Ia menatap tajam ke arah depan beberapa kardus sudah berantakan.
Lena akhirnya memberanikan diri untuk naik ke atas sana. Lena melihat ke segala arah untuk memeriksanya. Lampu sudah menyala sejak tadi ia tidak melihat ada siapapun disina. Lena menyingkirkan kardus-kardus yang menghalangi langkahnya. Ia menendang kardus-kardus itu dengan kakinya.
Di bagian sudut di depannya ia melihat kotak kayu yang mirip dengan kotak milik para bajak laut untuk menyimpan perhiasan milik mereka sudah terbuka. Lena ingat itu adalah kotak yang berisikan kamera tua. Lena mendekati kotak yang sudah terbuka itu.
Ia melangkah semakin mendekat Lena mencondongkan wajahnya kedepan. Ia melihat tiga buah kamera masih tersimpan rapih di dalam sana. Lena menghela napasnya merasa lega tidak ada sesuatu yang menyeramkan di dalam kotak itu. Ketika Lena akan berbalik ia tersadar dengan kamera yang waktu itu di pegang oleh Rupert anaknya.
Ia kemudian merendahkan tubuhnya Lena manarik kotak itu ke arahnya ia memeriksa bagian dalamnya ada sebuah tanda yang menempel di samping kamera ketiga. Lena menyentuh bekas yang menempel itu dengan jarinya. Ia mengerenyitkan matanya ke tengah.
"Seharusnya ada empat...." ucap Lena pelan.
Ia sadar ada sebuah kamera yang hilang di dalam kotak. Kamera yang hilang itu adalah kamera yang pernah di temukan oleh Rupert. Ia berpikir siapa yang mengambil kamera itu.
"Apa Rupert yang mengambilnya atau Aurell." Lena bertanya tanya sendiri dalam hatinya.
Ketika Lena sedang berpikir untuk menduga-duga siapa yang mengambil kamera ke empat. Tanpa ia sadarai tangga lipat itu menutup dengan sendirinya.