Lena terbangun ia membuka matanya secara perlahan. Sejak tadi Lena tertidur di atas ranjang Rupert. Lena bangun dari posisinya ia lalu meletakan bingkai foto yang sejak tadi di pegangnya. Lena seperti mendengar sesuatu di bawah. Ia segera berdiri Lena merapikan rambutnya yang berantakan.
Ia berjalan keluar dari kamar Rupert dan melangkah menuruni anak tangga. Lena turun hingga berada pada anak tangga yang paling bawah. Tapi langkah Lena terhenti di sana. Ia mengerenyitkan matanya Lena bertanya dalam hatinya apa ia masih bermimpi atau sebenarnya ini adalah kenyataan.
Lena melihat Rupert yang duduk di sofa di depan televisi. Anaknya itu sedang menonton televisi sambil memakan es krim yang di ambilnya dari dalam kulkas. Lena melangkah cepat menghampiri anaknya itu.
"Rupert," ucap Lena tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Ibu..." Rupert menatap wajah ibunya lalu tersenyum.
Lena langsung memeluk Rupert yang sedang duduk di sofa. Lena menciumi Rupert dengan penuh kasih sayang. Ia memeluknya terus seolah tidak ingin melepaskannya.
"Kau tidak apa-apa sayang. Kau tidak terluka kan," kata Lena khawatir dengan keadaan Rupert ia memeriksa semua anggota tubuh anak laki-lakinya itu.
"Aku tidak apa-apa bu. Kau bisa lihat sendiri," ucap Rupert.
Lena memeluk erat anaknya. Ia menciumi kening rupert berkali-kali kini hati Lena merasa lega ia menghela napasnya karena beban dam kekhawatirannya sudah hilang. Lena tersenyum pada Rupert ia menatap matanya. Lena seketika menghilangkan senyum yang tadi terbingkai di wajahnya.
Ia menatap ke dalam mata Rupert. Lena merasa ada perbedaan yang ia lihat di sana. Lena berdiri sambil terus menatap Rupert. Ia mengerenyitkan matanya ke arah Rupert yang kembali memakan es krimnya sambil menonton Televisi.
*****
James dan Mrs. Jell sedang duduk di dalam sebuah ruangan. Pada meja yang ada di hadapan mereka terdapat sebuah komputer dan beberapa alat tulis yang di simpan rapih di dalam sebuah wadah. Pada dindingnya terdapat beberapa bingkai foto yang memajang gambar para anggota kepolisian lengkap dengan seragam mereka.
Victor seperti biasa ia selalu menunggu di luar. Ia hanya duduk di dalam mobil milik James. Ia enggan masuk kedalam kantor polisi. Karena dua bulan lalu ia pernah di tilang dengan alasan mengemudi tanpa surat-surat yang lengkap. Victor tidak mau berurusan dengan para polisi itu lagi.
"Ini sudah puluhan tahun lalu. Jadi agak lama mencarinya." Seorang pria berseragam polisi masuk ke dalam ruangan itu. Polisi pria itu membawa beberapa dokumen di tangannya. Ia meletakan dokumen-dokumen itu di atas meja kerjanya.
"Paman apa kau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan supranatural lagi," tanya Mike yang adalah keponakan dari James.
"Ya bisa di bilang begitu," ucap James.
Mrs. Jell dan James langsung memeriksa semua dokumen-dokumen yang menumpuk di atas meja. Mrs. Jell membaca dokumen-dokumen itu dengan teliti. Selain kertas-kertas penting ada juga beberapa lembar foto-foto yang sudah tua dan juga artikel-artikel dari koran.
"Ini semua adalah salinan. Ketika kau menelepon ku tadi aku langsung mencarinya dan menyalin semuanya jadi kalian bisa membawanya pulang." ucap Mike.
"Itu baru keponakanku. Aku akan mentraktirmu makan di restoran jepang sabtu malam," ucap James.
"Siap pak," ucap Mike sambil tersenyum.
*****
Lena sedang memasak di dapur. Ia mengupas bawang bombai dengan menggunakan pisau yang tajam. Lena memotongnya dengan sangat hati-hati. Rupert datang dari arah ruang tengah. Ia berdiri di depan pintu memperhatikan ibunya yang sedang membelakangi dirinya. Rupert duduk di kursi, lena tidak menyadari kedatangannya. Rupert hanya duduk di sana ia diam tanpa bersuara. Tatapan mata Rupert sangat tajam menatap ke depan.
"Auuuwww..."