Aurell berdiri di samping ibunya yang sedang meletakan kembali gagang telepon ketempatnya. Baru saja Lena menelepon kerumah Mrs. Jell untuk memberitahukan perihal kembalinya Rupert.
"Apa kau baru menghubungi para manusia bodoh itu."
"Aaaa...." Lena dan Aurell berteriak mereka terkejut dengan kehadiran Rupert yang tiba-tiba ada di belakang mereka. Aurell menatap aneh kepada adiknya ia merasakan aura yang sangat gelap menyelimuti tubuh adiknya.
"Tidak aku hanya....." Lena belum menyelesaikan ucapannya tapi Rupert sudah menjegat ucapannya.
"Sudah Aku bilang kau adalah wanita bodoh. Aku bisa dengan mudah menghancurkan tubuh anakmu ini. Aku akan remukan jantungnya. Aku akan hancurkan semua organ dalamnya. Dan yang paling mengerikan adalah aku akan mengambil jiwanya." Rupert menatap sangat tajam ke arah ibunya yang berdiri di hadapannya.
"Ketika mereka datang kesini. Ambil semua yang sudah mereka ambil dari atas loteng. Dan sebagai jaminannya....."
"Ibuuuuu.... !!!! Aaaaaaa......"
Tubuh aurell tertarik ia terkapar di lantai dan seperti ada seseorang yang menarik tubuhnya ke lantai atas. Aurell terseret melewati tangga hingga ke lantai atas. Lena mengejarnya dengan cepat. Ia berusaha untuk menangkap tangan anaknya yang terseret sangat cepat. Tubuh Aurell terbawa hingga masuk ke dalam kamarnya. Lena hampir saja berhasil menangkap tangan Aurell. Namun pintu kamar Aurell tiba-tiba menutup dengan rapat. Lena terhalang ia terjebak di luar sementara anak perempuannya berada di dalam.
"Aurell.....!!!!" Lena menggedor-gedorkan pintu kamar yang menghalanginya. Ia berusaha dengan kuat untuk mendobraknya. Lena mencoba berkali-kali namun semua usahanya selalu gagal.
"Aurell...." Lena mengucap pelan nama anaknya. Ia menempelkan kepalanya kepintu.
Perlahan Lena menjatuhkan dirinya ke lantai. Ia terduduk di depan pintu sambil menempelkan kepalanya ke pintu. Ia menitikan air matanya Lena merasa lelah dengan semua yang ia alami di sini. Lena berpaling dari pintu itu. Ketika ia akan berdiri dari posisinya ia terkejut Rupert sudah ada di hadapannya. kini wajah mereka saling berhadapan. Rupert menatap tajam ke arah Lena begitu juga dengan Lena ia menatap tajam ke arah anaknya itu. Mereka saling tatap satu sama lain seolah mereka berdua akan saling menyerang satu sama lain.
"Jangan ganggu anakku!!!" Lena berteriak di depan wajah Rupert.
Rupert hanya diam. Wajahnya tidak menunjukan mimik apapun. Ia hanya menatap datar ke arah Lena. Rupert lalu memeluk Lena dengan lembut dan ia membisikan sesuatu di telinga Lena. "Kau ibu yang sangat buruk." Rupert melepaskan pelukannya ia menatap mata Lena sebentar lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Lena masih terduduk di lantai ia termenung sendirian di sana. Lena menutup mulutnya sangat rapat ia mengepal kedua tangannya dengan sangat kuat. Lena menahan semua amarahnya. Ia meringkuk di atas lantai napasnya mendesah Lena mencoba untuk menahan semua amarahnya yang ingin sekali ia luapkan.
Mobil sedan milik James melaju di jalanan yang sepi. Hanya ada beberapa mobil lain yang berlalu lalang di jalanan. Hari sudah malam orang-orang yang berada di jalanan menggunakan mantel atau jaket untuk melindungi tubuh mereka dari udara dingin. Hembusan angin dingin membuat kebanyakan orang lebih memilih menetap di dalam rumah mereka yang di lengkapi dengan penghangat.
James memasukan mobilnya ke dalam halaman rumah Lena ia memarkirkan mobilnya di atas tanah yang di tutupi oleh bebatuan kecil. Mereka bertiga keluar dari dalam mobil dan langsung menuju teras. Mrs. Jell menggunakan mantel untuk menahan udara dingin. Ia mengetuk pintu rumah Lena yang terbuat dari kayu. Ia mengetuk pintu rumah Lena hingga berkali-kali.
Lena berjalan ke arah pintu depan. Ia tadi sedang terduduk di dalam dapurnya Lena membukakan pintu depan rumahnya.
"Hei kalian sudah datang. Silahkan masuk," ucap Lena ramah.
Mereka bertiga masuk ke dalam rumah Lena. Mrs. Jell menatap wajah Lena curiga. Ia melihat mata Lena sembab seperti orang yang baru saja menangis. Lena membawa mereka bertiga ke ruang tengah.
"Dimana Rupert?" tanya James.
"Oh dia di atas di dalam kamarnya," ucap Lena sambil menggerak-gerakan bola matanya.
James bisa melihat ada kecemasan di wajah Lena. Ia merasa Lena seperti menyimpan sesuatu.
"Boleh aku bertemu dengannya," ucap James.
Lena menatap James. Ia ragu apakah harus mengijinkan James untuk bertemu dengan Rupert. Berkali-kali Lena menatap ke arah tangga ia merasa serba salah dengan pikirannya.
"Ya...tentu saja. kamarnya yang paling ujung," ucap Lena ragu.
Mrs. Jell duduk di sofa di depan sebuah televisi. Ia mulai menceritakan semua tentang pencarian informasi mengenai rumah ini. Lena hanya mendengarkannya saja tanpa bicara sama sekali.
James melangkah masuk ke dalam kamar Rupert. Ia melihat Rupert sedang duduk di meja belajarnya dan sedang menggambar. James masuk ke dalam kamar Rupert. Ia melangkah perlahan di belakang Rupert.
"Rupert aku boleh masuk," ucap James.
Rupert menghentikan kegiatannya. Ia mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk karena sedang menggambar. Ia berbalik dan menghadap James sambil terduduk di kursinya.