Malam menyelimuti hutan Elfhaven dengan kegelapan yang dalam. Bulan tersembunyi di balik awan gelap, menyisakan sedikit cahaya untuk menembus rimbunnya pepohonan tinggi. Suara angin berbisik di antara cabang-cabang yang saling bersarang, menciptakan melodi alam yang tak pernah sepi.
Di tengah hutan ini, terletak sebuah pondok kayu tua yang tersembunyi di balik semak-semak lebat. Pondok ini adalah rumah bagi seorang pemuda bernama Aksel. Dia duduk di meja kecil dengan buku-buku tua berserakan di sekelilingnya. Wajahnya tercermin dalam kilauan cahaya lilin yang bergelombang di udara yang tenang.
Aksel adalah anak muda yang penasaran, dengan mata berwarna hijau yang selalu lapar akan pengetahuan. Dia tumbuh dengan rasa ingin tahu yang tak terbatas tentang dunia di luar hutan Elfhaven yang penuh misteri. Malam ini, di antara halaman buku kuno yang usang, dia menemukan sebuah catatan yang ditinggalkan oleh kakeknya, seorang penyihir terkenal.
Dalam catatan itu tertulis tentang ramalan kuno yang telah beredar di kalangan orang elf selama berabad-abad. Ramalan ini mengungkap tentang "Warisan Terlarang" yang akan mengubah takdir Elfhaven. Aksel membaca kata-kata ramalan dengan penuh ketakutan dan penasaran.
"Ketika matahari terbenam pada hari ketika sang bulan menangis darah, anak muda yang penuh penasaran akan memulai perjalanan untuk mengungkap Warisan Terlarang. Dengan bantuan seorang penyihir yang memiliki kekuatan yang tak terduga, mereka akan menyibak rahasia yang tersembunyi dalam hutan terlarang. Namun, perjalanan ini akan penuh dengan bahaya, dan hanya dengan pengorbanan terbesar mereka dapat menghindari kehancuran Elfhaven."
Aksel menghela nafas dalam-dalam, membiarkan kata-kata itu meresap ke dalam pikirannya. Dia tahu bahwa ramalan ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Tapi siapa penyihir yang dimaksud dalam ramalan ini? Dan bagaimana dia bisa menemukannya?
Dengan tekad yang kuat, Aksel memutuskan untuk mengungkap rahasia Warisan Terlarang. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melakukan ini sendirian, jadi dia memutuskan untuk mencari bantuan seorang penyihir. Namun, penyihir yang memiliki kekuatan yang tak terduga tidaklah mudah ditemukan.
Malam itu, Aksel tidur dengan berat di bawah bintang-bintang yang gemilang. Dia bermimpi tentang hutan-hutan kuno dan makhluk-makhluk mitos yang bersembunyi di dalamnya. Dan di tengah mimpinya, dia mendengar suara seorang wanita bernyanyi dengan melodi yang ajaib.
Keesokan paginya, Aksel memutuskan untuk berbicara dengan para tetua di Elfhaven tentang ramalan tersebut. Dia berkunjung ke aula besar di pusat kerajaan, di mana para tetua berkumpul untuk rapat. Dia dengan hati-hati menjelaskan apa yang dia temukan dalam catatan kakeknya, dan bagaimana dia yakin bahwa ramalan itu adalah kunci untuk mengungkap Warisan Terlarang.
Para tetua mendengarkan dengan serius, wajah-wajah mereka penuh dengan ketakutan. Mereka mengakui bahwa ramalan itu sudah ada sejak lama, tetapi selama berabad-abad, mereka berharap bahwa itu hanya mitos belaka. Namun, dengan keberanian Aksel untuk memulai perjalanan, mereka menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk mengungkap rahasia tersebut.
"Kamu harus mencari penyihir yang memiliki kekuatan yang tak terduga," kata salah satu tetua, seorang wanita tua dengan rambut perak yang panjang. "Dia adalah satu-satunya yang dapat membantumu mengungkap Warisan Terlarang."