Warisan Perempuan Terbuang

Shinta Larasati Hardjono
Chapter #13

Kematian Eliza

Beberapa bulan berlalu setelah kegagalan pelarian pertama, Eliza dan Sophie memutuskan untuk mencoba lagi, kali ini dengan jauh lebih cermat dan jauh lebih berhati-hati. Mereka merencanakan setiap detail dan menunggu waktu yang tepat dengan sabar. Trauma kegagalan sebelumnya masih membayangi, tetapi harapan mereka untuk kebebasan tetap kuat.

Suatu malam, ketika Klaus mabuk dan tertidur pulas, Eliza merasa yakin bahwa inilah saat yang tepat. Dengan bantuan para pelayan, dia merayap keluar dari rumah, membawa sekantong kecil perhiasan yang berhasil disembunyikannya. Dia berlari menembus kegelapan malam, penuh harapan bahwa kali ini mereka akan berhasil.

Di tempat yang telah disepakati, Eliza bertemu dengan Sophie. Keduanya lebih siap dan penuh keyakinan.

"Malam ini, kita tidak akan gagal," bisik Sophie. "Aku menemukan jalan yang lebih aman. Kita akan berhasil kali ini."

Mereka berdua berjalan melalui hutan, menghindari jalan utama dan berusaha tetap tak terlihat. Namun, takdir punya rencana lain. Saat mereka mendekati perbatasan desa, suara anjing-anjing yang mendekat cepat membuat mereka panik.

Eliza dan Sophie mendengar suara ramai orang-orang dan kilatan-kilatan cahaya dari arah belakang. Dengan wajah penuh ketakutan, keduanya berusaha berlari.

"Kita harus berlari!" Seru Eliza, menarik tangan Sophie.

Mereka berlari sekuat tenaga, tetapi anjing-anjing dan para pengejar semakin mendekat. Di tengah kepanikan, Eliza tersandung akar pohon dan jatuh keras ke tanah. Sophie mencoba membantunya bangun, tetapi waktu sudah habis.

Para pengejar berhasil menangkap mereka. Klaus, yang lebih marah dari sebelumnya, berteriak dengan penuh amarah, "Kamu pikir bisa melarikan diri dariku lagi?" Tanpa ampun, dia memukul Eliza dengan brutal. "Dasar wanita tidak tahu diri! Berapa banyak uang yang sudah aku keluarkan untuk membelimu? Kau masih berani mencoba melarikan diri lagi? Apa kau belum jera?" Teriaknya sambil terus memukuli dan menendang tubuh Eliza dengan kebencian yang membara. Bau alkohol yang menyengat keluar dari mulutnya, menambah intensitas kekerasan yang dilakukannya.

Sophie, dengan segala upayanya, mencoba melindungi Eliza, tapi mereka tidak berdaya. Keduanya diseret kembali ke desa, tanpa ada jalan keluar.

Lihat selengkapnya