Puluhan tahun berlalu, dan dunia telah berubah. Di sebuah rumah sakit modern, seorang bayi perempuan lahir, menangis keras seakan merasakan beban hidup sebelumnya. Orang tuanya memberi nama bayi itu Elizabeth, tidak menyadari bahwa jiwa dalam tubuh kecil itu adalah reinkarnasi dari Eliza yang dulu.
Elizabeth Pembroke, tumbuh menjadi wanita yang kuat dan mandiri, dengan semangat yang tak pernah padam untuk mencari kebebasan dan kebenaran. Sejak kecil, dia selalu menunjukkan kepedulian yang besar terhadap ketidakadilan. Rambutnya yang coklat kemerahan dan matanya yang berkilau hijau sering membuatnya terlihat menonjol di kerumunan. Tubuhnya yang tinggi dan atletis menambah kesan bahwa dia adalah seseorang yang tak mudah dikalahkan.
Elizabeth memiliki kepribadian yang karismatik dan penuh semangat. Dia dikenal sebagai sosok yang tangguh, cerdas, dan berani berbicara di depan umum. Kecintaannya pada pengetahuan membuatnya rajin membaca, dan minatnya pada sejarah perjuangan wanita mendorongnya untuk mengambil jurusan sosiologi di universitas ternama.
Ketika Elizabeth dewasa, dia menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak wanita dan keadilan sosial. Elizabeth mulai berbicara dalam seminar tentang hak-hak wanita. Di akhir pidatonya, dia selalu merasakan semangat yang membara di dalam dirinya.
"Kita semua punya tanggung jawab untuk memastikan tidak ada lagi yang harus menderita hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita. Kita harus terus berjuang, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi untuk semua wanita yang pernah dan akan ada," serunya dengan penuh semangat, membuat para hadirin berdiri dan bertepuk tangan meriah.
Elizabeth sebetulnya tidak paham mengapa dirinya begitu terdorong untuk berjuang. Yang dirasakan olehnya bahwa seolah-olah ada tujuan besar dalam hidupnya yang harus dicapai.