Setelah kemenangan besar di pengadilan, Elizabeth memutuskan untuk mengadakan perayaan kecil di rumahnya. Malam itu, suasana di rumahnya dipenuhi kebahagiaan. Di teras belakang, lampu-lampu berkelap-kelip, dan meja panjang yang dihiasi makanan buatan sendiri berdiri di tengah taman. Teman-teman dekat, keluarga, dan rekan-rekan seperjuangannya datang dengan senyum dan semangat.
Antonius berdiri di sudut, tersenyum sambil melihat Elizabeth yang sibuk menyambut tamu. Sebastian bermain di taman bersama anak-anak teman mereka, tertawa riang. Laura dan David sedang mengobrol dengan tamu-tamu lain, terlihat lebih santai dari biasanya setelah perjuangan panjang di pengadilan.
"Senang sekali akhirnya bisa merayakan sesuatu," kata Laura, mengambil segelas anggur dari meja dan menyerahkannya kepada Elizabeth.
"Ya, aku merasa ini pertama kalinya kita bisa bernapas lega setelah sekian lama," jawab Elizabeth sambil tersenyum. "Tapi aku tahu ini bukan akhir dari segalanya."
Laura mengangguk, matanya penuh pengertian, "Kita memang menang di pengadilan, tapi musuh kita tidak akan menyerah begitu saja. Mereka akan terus mencari cara untuk menjatuhkan kita."
David bergabung dengan mereka, membawa sepiring kue kecil, "Benar. Tapi malam ini, kita rayakan kemenangan ini. Kita layak mendapatkan momen ini, Liz."
Elizabeth menghela nafas panjang, merasa campuran antara kebahagiaan dan kegelisahan, "Aku tahu, David. Aku hanya tidak bisa sepenuhnya bersantai. Ada sesuatu yang mengganjal."
Mereka terdiam sejenak, menikmati suasana perayaan yang tenang. Musik lembut mengalun di latar belakang, dan suara tawa serta percakapan memenuhi udara malam yang sejuk.