Beberapa minggu setelah konfrontasi di jalanan, kasus besar Elizabeth akhirnya tiba di pengadilan. Itu adalah momen yang menentukan, momen yang telah diperjuangkan selama ini. Seluruh tim Elizabeth hadir di ruang sidang, menunggu dengan cemas keputusan hakim.
Selama berminggu-minggu, mereka telah mempersiapkan argumen mereka, bekerja sama dengan Thompson dan aktivis-aktivis lain yang berpengalaman dalam melawan ketidakadilan. Mereka tahu bahwa kasus ini akan menentukan masa depan hak-hak perempuan di negara ini.
Hakim memasuki ruangan, dan semua orang berdiri. Keheningan menyelimuti ruang sidang saat hakim mulai berbicara.
"Setelah mempertimbangkan semua bukti yang diajukan, serta mendengar argumen dari kedua belah pihak, pengadilan memutuskan bahwa reformasi yang diusulkan oleh Elizabeth dan timnya, adalah sah dan harus segera diimplementasikan. Perusahaan-perusahaan besar yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak ini akan diberikan sanksi yang sesuai, dan undang-undang baru akan berlaku untuk melindungi hak-hak perempuan di seluruh negeri."
Suasana meledak dengan sorak sorai. Elizabeth merasa tubuhnya gemetar, air mata menggenang di matanya. Momen ini merupakan momen yang selalu diimpikannya. Kemenangan besar yang akan mengubah segalanya. Kemenangan besar yang bukan hanya tentang kemenangan di dalam ruang sidang, namun merupakan kemenangan mutlak bagi perempuan di mana pun, yang selama ini dipinggirkan dan diabaikan.
David, yang duduk di sebelahnya, memeluknya erat, "Kita berhasil, Liz. Kita benar-benar berhasil."
Laura juga meneteskan air mata, "Ini semua berkatmu. Kau tidak pernah menyerah."
Elizabeth tersenyum di antara air matanya, "Ini bukan hanya perjuanganku. Ini perjuangan kita semua."
Di luar pengadilan, ribuan orang berkumpul untuk merayakan. Media dari seluruh dunia meliput kemenangan besar ini, dan berita tentang perubahan hukum yang revolusioner tersebar dengan cepat.
Elizabeth menjadi simbol perjuangan untuk keadilan, dan reformasi yang mereka ajukan tidak hanya mengubah hukum, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat terhadap perempuan serta hak-hak perempuan.
Elizabeth merayakan kemenangan dengan penuh kebanggaan. Ia tersenyum di hadapan banyak khalayak media. Masih banyak yang tetap harus diperjuangkan, masih banyak ketidakadilan yang tetap harus dilawan.
Thompson mendekatinya di luar ruang pengadilan, "Kau berhasil, Elizabeth. Ini adalah kemenangan yang layak kau dapatkan."
"Terima kasih, Thompson," Elizabeth tersenyum, "tapi ini bukan hanya kemenanganku. Ini kemenangan untuk semua orang yang berjuang di sisi yang benar."
Thompson mengangguk, "Aku senang bisa menjadi bagian dari ini. Dunia ini sedikit lebih baik hari ini, berkatmu."
—