Warisan Simbok

cyintia caroline
Chapter #12

Bab 12. Dia Minta Uangmu

Klasin tertawa mendengar ucapan Sugi perihal yang katanya ada penampakan sosok Simbok. Walau dia sendiri pernah merasakan dan melihat sendiri, bagaimana wanita yang telah berpulang itu masih sering datang menyambangi keluarganya di kota. 

"Mas, ini beneran, lho. Hampir semua warga jalur sini pernah lihat Simbah. Aku juga pernah lihat pas pulang dari ladang." Sugi masih ngotot dengan pendapatnya.

"Sudah, aku mau ke rumah Mas Mat dulu," sergah Klasin mengakhiri perdebatan. Sugi hanya meringis mendengar bantahan pria yang dianggapnya kerabat tersebut.

Sepeninggal Sugi dari halaman depan rumah, Klasin menutup pintu dan menyalakan mesin motor, lalu menarik tuas gas dan mengarahkan kendaraannya menuju kediaman Mas Mat. Jarak rumah yang hanya sekitar lima ratus meter, membuat Klasin sampai dengan cepat.

"Lho, akhire sampai sini juga anak ini. Kamu nggak doyan duit apa gimana, Klas?" seru istri dari Mas Mat yang siang itu ada di samping rumah tengah duduk bersama suaminya.

"Dia mana sayang sama duit kecil, Mak. Di kota dia udah kaya. Udah punya rumah sendiri, motor juga udah dua," cetus Mas Mat mengimbangi omongan sang istri.

"Kalian ini. Kalau sering ke sini, kan, duitnya sikit, Mbak Rom. Kalau dibiarin sampai setahun kan nampak, segepok." Klasin turut menanggapi gurauan tetangganya, disambut gelak tawa pasangan suami istri tersebut.

"Ayo, masuk. Mau ngopi apa es teh?" ajak wanita bernama Romlah tersebut.

"Keluarin aja semua, Mbak. Aku ini tamu jauh, wajib dijamu," jawab Klasin dengan nada santai.

"Itu kan maunya kamu," sungut Mbak Rom sambil berlalu memasuki ruangan di balik tirai motif bunga sepatu.

"Gimana kerjamu di kota, Klas?" tanya Mas Mas sambil mengenyakkan badan ke sofa ruang tengah setelah keduanya memasuki rumah.

"Ya, gitulah, Mas. Namanya mborong sendiri, modal kecil. Kadang ada, kadang ya sepi. Tapi, alhamdulillah, nggak sampai utang buat makan," sahut Klasin.

"Klas, katanya kamu udah nambah momongan, ya? Cowok apa cewek?" Mbak Rom tahu-tahu sudah ada di dekat meja, meletakkan dua gelas es teh dan sekaleng biskuit.

"Belum lahir, Mbak. Kemungkinan dua bulan lagi. Waktu USG, sih, kata dokternya cowok lagi," jawab Klasin.

Lihat selengkapnya