Hidup di dunia bukan selalu tentang kesenangan dan nafsu saja, tetapi tentang hakikat hidup itu sendiri seperti apa. Manusia hanyalah pemeran atau lakon dari apa cerita yang sudah ditulis oleh Dia yang menentukan segala. Manusia juga diberi hidup setelah menandatangani kontrak mutlak jalan hidupnya sendiri.
Tentang manusia yang memilih jalan salah, itu adalah pilihan yang nantinya harus dipertanggung jawabkan oleh si pelakon. Tidak seharusnya menyalahkan pelakon lain. Begitulah ibarat yang tengah dijalani dalam kehidupan Klasin.
Waktu telah lama berlalu. Setelah Klasin mengambil semua uang pendapatan kebun, teror kembali datang. Kali ini tidak menyerang secara langsung hingga menimbulkan hal mencekam, tetapi teror kembali datang secara halus.
Lina yang tengah hamil tua, mendadak mengalami gatal-gatal yang cukup mengganggu. Sudah sekian banyak dokter kulit yang didatangi tidak mendeteksi adanya kelainan. Hasil tes darah dan lainnya dinyatakam bersih. Namun, rasa gatal selalu menyerang bagian bawah tubuh Lina setiap menjelang azan Magrib hingga waktu Subuh tiba.
Baik Lina maupun sang suami, tidak memiliki pikiran buruk. Namun, setelah keliling dari dokter satu ke dokter lain semua menyatakam tidak terdapat kelainan, Lina lantas berpikir ulang. Mengurut setiap apa yang dia alami dan lakukan beberapa waktu belakangan.
"Kamu ingat, abis ngapain aja?" tanya Klasin saat dia menyadari dari bagian sensitif sang istri mendadak mengeluarkan aroma yang cukup menyengat.
"Nggak ada, Mas. Tahu sendiri sejak hamil ini, aku nggak pernah keluar rumah, kan?" sahut Lina dengan nada suara sudah berubah serak karena menahan tangis.
"Mimpi mungkin?" desak Klasin masih dengan pendiriannya.
Lina terdiam. Wanita itu berusaha mengingat apakah ada bermimpi hal aneh. Setelah memaksakan ingatan, mendadak Lina terdiam. Matanya menyorot pada sang suami dengan tatapan aneh.
"Mas, apa mungkin mimpi itu sebetulnya pertanda, tapi aku yang nggak peka?" gumam Lina. Saat itu mereka tengah berdua saja di kamar karena anak-anak sudah tidur.
"Mimpi apa?" Klasin langsung mengalihkan perhatian pada sang istri.
"Sekitar seminggu yang lalu, aku mimpi jatuh ke kubangan air, tapi warnanya putih kekuningan terus baunya aneh."
Deg!