Warisan Simbok

cyintia caroline
Chapter #35

Bab 35. Ujian Datang Lagi

Seharusnya, tiga jam perjalanan, mereka sudah sampai di rumah, di Pekanbaru. Namun, karena Klasin membawa kendaraannya dengan tarikan gas santai, akhirnya mereka sampai setelah hari mendekati senja. 

"Le, cepet diangkat adekmu itu. Ibukmu nggak bisa napak kakinya!" seru Klasin sambil menahan motor agar tidak oleng. 

Sementara itu, wajah Lina sudah pucat pasi karena menahankan rasa sakit yang teramat menyiksa di kakinya. Dibantu Klasin, dia turun dipapah dan memasuki rumah dengan menyeret langkah. Khumairah sudah beralih ke gendongan Ferdi.

"Kaki Ibuk kenapa?" seru Fattan yang baru saja keluar dari arah dapur. Terlihat tubuh anak laki-laki itu masih terlilit handuk.

"Abis jatuh dari panggung. Sudah, ganti bajumu dulu sana. Panggil Mas Fitra suruh bongkar isi plastik besar yang masih di motor. Banyak makanan di dalamnya." Klasin menyela pertanyaan putra ke tiganya dan kembali memapah Lina memasuki rumah. 

Lina duduk di lantai dan berselonjor. Ferdi langsung memberi penahan di kaki sang ibu dengan menggunakan guling. Baru saja Lina bersandar, si kecil Khumairah merengek dan terbangun. 

"Adek mandi dulu sama Ayah, ya. Nanti habis mandi, baru main sama Ibuk lagi. Biar ibuknya duduk dulu, kaki Ibuk sakit." Klasin menyambut putrinya yang berusaha menggapai sang ibu.

"Kamu istirahat aja dulu. Biar di rebuskan air sama Ferdi. Rendam dulu kakimu di air hangat sama garam. Baru setelah itu mandi," titah Klasin pada istrinya.

"Iya, Mas."

*** 

Selama kakinya masih sakit, seringkali Lina mengalami mimpi buruk. Sosok berkulit kehijauan dengan totol merah dan berwajah seram, senantiasa mengganggu dalam mimpinya. Hingga suatu malam, sebelum terlelap, Lina lantas membaca amalan doa yang diajarkan suaminya. 

"Apa maumu?" teriak Lina pada sosok berwujud manusia, tetapi berekor layaknya reptil. Jari tangannya yang seperti kaki binatang melata itu terlihat berusaha menggapai Lina.

"Aku diperintahkan untuk mengikutimu. Tuanku tidak ingin kalian hidup tenang. Aku akan terus di sini menghalangi jalan rezekimu!" sentak sosok tersebut. Suaranya berubah-ubah, kadang melengking seperti perempuan, terkadang berat. 

Lihat selengkapnya