Warna Cinta Shepia

Maheera Indra
Chapter #11

Sisil Sakit

Bangun pagi, Sisil merasa badannya panas. Ia bahkan tak mampu untuk berdiri. Berhubung hanya dia seorang yang di rumah, Sisil tertatih-tatih ke dapur membuat air hangat, lalu makan sedikit untuk menghilangkan lapar.

Setelah itu, perasaan lain di perutnya.

 Duaar. Ia memuntahkan makanan yang baru ditelannya.

Sisil kembali ke kamar. Mulai tertidur lagi.

 "Mungkin karena tadi malam hujan-hujanan!" kata Sisil dalam hati.

***

Bunda Sisil pulang hampir magrib.

Ia melihat anaknya terbaring. Dirabanya kening anaknya itu.

 "Ya, ampun, Sil, panas sekali kamu? Dari tadi pagi ini?" tanya Bunda.

 Sisil hanya mengangguk pelan.

Ada beberapa tetangga yang datang, setelah dipanggil oleh Bunda Sisil. Sekedar untuk mengurut dan meminumkan teh.

 Balza yang melihat rumah Sisil agak ramai pun datang.

 "Sisil ada Bu?" tanya Balza dengan sopan.

 "Sisil ada di kamar. Panas badannya!" jawab bunda Sisil dengan raut wajah yang panik.

 "Mungkin kemarin karena kehujanan!" Balza langsung masuk melihat kondisi Sisil.

 "Kita bawa dia berobat yuk, Balza!"

Bunda Sisil dan Balza pun memapah Sisil. Namun, belum sampai ke pintu Sisil sudah pingsan. Mereka kembali meletakkan Sisil ke tempat tidur seperti semula.

 "Gimana ini? Atau bunda panggil dokternya ke sini, Kamu jaga Sisil dulu ya!" Ibu Sisil langsung berangkat dengan motor tetangga.

 Keluarga Sisil memang tidak memiliki kendaraan apapun sehingga jika keperluan mendadak pasti pinjam punya tetangga.

 "Sisil, kenapa sih kamu pakai acara sakit begini. Aku jadi enggak tegaan lihat kamu enggak berdaya. Biasanya jingkrak sana, jingkrak sini. Kalau cuma karena kehujanan, besok kalau aku udah kerja aku bakalan belikan mobil buat kamu, biar kamu enggak kehujanan lagi!" kata Balza, walaupun dia tahu Sisil pasti belum sadar dan masih lemah.

 "Ayah, ayah!" igau Sisil.

 "Kami rindu sama ayahmu, Sil. Besok aku kawankan kamu berziarah. Tapi kamu sehat ya?" kata Balza lagi sambil memegang tangan Sisil yang panas.

 Sisil menggerakkan tangan, lalu membuka matanya. Badannya masih sangat terasa lemah. Suhu badannya pun terasa panas.

 "Hah, ngapain kamu ke sini Balza. Tadi kamu ngomong apa ya?" tanya Sisil  lemas.

 "Ah, enggak ngomong apa-apa. Kan udah ku bilang pulang kemarin seharusnya kamu minum obat langsung. Ngeyel sih. Jadi sakit kan?" kata Balza berkilah.

 Tak beberapa lama, bunda Sisil datang membawa seorang dokter. Lalu memeriksa keadaan Sisil.

 "Obatnya di rumah ya Bu. Nanti sekalian mengantar saja. Sisil sepertinya kecapaian ditambah lagi kemarin mungkin kehujanan.!" kata dokter wanita itu.

 Lalu ibu Sisil mengantar dokter itu kembali.

 "Tuh, kan kamu kecapaian. Istirahat ya. Ini minum teh hangat, sama roti aku beliin tadi di warung. Siapa tahu kamu belum nafsu makan?" kata Balza sambil menyendokkan teh ke mulut Sisil.

 "Balza!" kata Sisil.

 "Ya!"

 "Kamu baik banget. Makasih!" kata Sisil.

 "Iya, sama-sama!" jawab Balza.

 Sudah tiga hari Sisil sakit. Balza sepulang sekolah selalu menjenguk.

Lihat selengkapnya