Warna Cinta Shepia

Maheera Indra
Chapter #12

Ternyata Satu Kelas lagi

"Mau kemana Sil?" tanya Balza yang sudah berada di depan rumah Sisil dengan sepedanya.

"Mau ke wartel, ada perlu!" jawab Sisil pelan.

"Ayo, aku antar!" Sisil sepertinya enggan, namun Balza menawarkan. Lagian dia nanti pun masuk ke bilik dan tidak mungkin Balza akan mendengar hal yang sifatnya pribadi.

Sisil masuk ke bilik telepon. Ia tekan nomor telepon rumah yang diberi Wella tadi.

Suara salam dari seberang sana. Suara yang ia kenal.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam, Al. Ini aku, Sisil!" kata Sisil pelan.

"Sisil, ya ampun aku enggak nyangka Kamu mau nelpon aku!"

"Al, biasa saja. Ada apa meminta aku menelepon Kamu, Al?" tanya Alive.

"Aku rindu kamu Sisil?" kata Al dalam hati. Bagaimana dia akan mengatakan itu? Sekarang gosip merebak, tentunya ia tak mau Sisil makin dibully, karena dekat dengan dirinya.

Rivi sudah mengultimatum dirinya, untuk tidak lagi menunggu di simpang bersama dengan Sisil.

"Enggak pengen cerita ngebanyol saja sama Kamu!" kata Al dari ujung sana.

"Malas ah, nanti ketahuan Rivi aku kena bully sama gengnya dia!" kata Sisil dengan pelan namun kolokan.

"Ya, sudah. Aku sudah dengar suara kamu saja, aku sudah senang. Terimakasih Sisil"

"Assalamualaikum!" kata Sisil lalu menutup teleponnya.

 

Sisil melihat Balza ternyata masih menunggu.

"Ah, ini anak. Kirain sudah pergi!"

"Ayo naik, Sil. kita keliling kompleks dulu menyapa anggota dari blok A sampe blok Z!"

"Ih maunya!" Sisil pun naik ke sepeda di belakang Balza.

***

Acara pembagian rapor telah berlangsung. Sisil mendapat rangking tiga. Rasa haru dalam hati Sisil. Setidaknya belajarnya membuahkan hasil.

"Ah, bahagianya aku, dan yang jelas aku bisa masuk jurusan akuntansi!" Sisil melihat catatan di kolom kenaikan tingkatnya.

Malam ini Sisil menelepon Al.

"Hai, Al, gimana? Naik?" tanya Alive.

"Haiya, Kamu kata, aku ini begolah! Dulu saja aku SMP selalu dapat sepuluh besar?" katanya dengan bangga menggunakan logat cina.

"Wah mantap, emang berapa orang di kelas mu?" tanya Sisil.

"Sebelas!" jawaban Al yang dengan santai itu membuat Sisil tertawa.

"Hei, jadi gimana itu, aku kira iya betul lah itu, ternyata!"

"Hahaha, ngomong-ngomong kamu dapat jurusan apa Sisil?" tanya Al.

"Jurusan Penjualan!" kata Sisil berpura-pura. Ia ingin menguji Al.

"Hem, apa? Aku aja bisa masuk kelas sekretaris!" Al bicara dengan nada heran.

"Sejak kapan ada cowok masuk kelas sekretaris?" tanya Alive dengan tertawa.

"Sejak tahun ini lah!" jawab Al cuek dari seberang sana.

"Ih, enggak asyik lah. Al khairi bakalan jadi paling ganteng di kelas itu!" ha-ha-ha. Sisil tertawa.

Lihat selengkapnya