Mentari sudah mengantarkan pagi. Sisil pun selesai berpakaian dan siap memulai hari pertama magangnya.
Di depan rumah, suara klakson menggema.
"Tin... Tin... Tin..!"
Manda sudah berada di depan rumah dengan motornya.
"Tumben kamu jemput, Man?" tanya Sisil.
"Heh, iya, hari ini aku betulan ingin lihat kamu pakai baju magangnya. Ternyata cantik juga kamu, Sil!" kata Manda.
"Ah, kamu bisa aja!" balas Sisil.
"Wah, kamu cantik juga Sil, pakai rok span kayak gitu, tapi jangan grasak grusuk ya. Biar sesuai tu pakaian sama kelakukan!" kata Balza dari atas motor ketika lewat di depan rumah sembari menggoda.
"Ih, kamu mah, kerjanya ngeledek terus!" balas Sisil. Balza pun berlalu pergi dengan senyum manisnya itu.
Sisil lalu duduk di jok motor Manda.
Krek... Krek...
Terdengar bunyi suara pakaian robek.
"Oh, tidak Manda. Kenapa ini rok robek sih? Tapi aku tidak mau terlambat ke sekolah. Hari ini kami pelepasan magang, duh gimana ini?" tanya Sisil cemas.
"Hahaha, coba lihat!" kata Manda. Sisil turun dari motor lalu Manda memperhatikan sobekan rok yang dimaksud.
"Hem, enggak kelihatan kok, kayak ya robek di dalam. Jadi, baik-baik duduknya nanti!"
"Hem, oke deh kalau kayak gitu!" Sisil dan Manda lalu menuju ke arah kota di mana letak sekolah mereka. Sekolah Sisil lebih dahulu dilalui dari pada sekolah Manda.
Sebenarnya Manda bisa saja memberikan tumpangan pada Sisil setiap hari jika mau ke sekolah, namun Sisil terkadang harus menunggu kedua adiknya sekolah. Hal itu yang membuat Sisil menjadi sungkan.
***
Siswa-siswi sudah berkumpul di halaman sekolah. Sisil beruntung, pintu gerbang belum ditutup.
Sisil menuju barisan belakang. Ia tidak mau roknya yang sobek itu kelihatan oleh teman-temannya.
Tapi, tiba-tiba Al datang dan berdiri tepat di samping Sisil.
Memang barisan di samping Sisil adalah barisan para cowok kelas sebelah.
"Ya, ampun Sisil, kamu nggak pakai seragam putih abu-abu, nggak pakai seragam magang, sama berantakan nya. Noh, lihat tuh teman lainnya, pakai alis agak hitam, pakai pemerah pipi, pakai lipstik, kamu? ya Ampun, cuma pakai lip gloss?". Perkataan Al membuat Sisil kesal.
"Asal kamu tahu ya, ada kok yang bilang aku cantik. Dia lihat aku pakai hati, nggak kayak kamu!" balas Sisil.
Okta yang mendengar suara Sisil lalu melihat ke belakang.
"Hem, kayaknya yang dibilang Al bener deh. Sini biar aku renovasi muka kamu Sil!" usul Okta lalu mengeluarkan perkakas mukanya.
Sisil melihat sekilas ke arah tas Okta.