Warna Cinta

Yalie Airy
Chapter #1

Prolog

Isak gadis 12 tahun itu menggema lirih di antara dua gundukan tanah merah yang masih basah dengan taburan bunga di permukaannya. Tak banyak yang datang mengiringi dan berdoa, hanya segelintir orang saja. Bahkan lebih banyak cemooh dan celaan yang mengiringi dua jenazah yang kini terbaring berselimut tanah di sisi gadis itu.

Gadis itu menyeka buliran bening yang membanjiri seluruh wajah cantiknya, wajah dukanya berubah garang dengan gerutu dalam, suara-suara muncul di telinga dan benaknya. Seakan tak mau pergi dari hadapannya.

Suara ayahnya ketika beberapa aparat menggelendangnya, "Ini fitnah. Pak, saya tidak pernah melakukan itu semua. Lepaskan! Saya tidak melakukannya!"

Suara ayahnya masih jelas terdengar, lalu tangisan ibunya, cemoohan warga, semuanya..., menari-nari di benaknya. Bahkan berita tentang vonis yang akan dijatuhkan kepada ayahnya, membuat jantung ibunya anfal dan harus meninggal seketika. Mengetahui istrinya terkena serangan jantung oleh kasus yang tengah menjeratnya, Gilang Hermawan pun akhirnya mengiris nadinya sendiri untuk mengakhiri hidupnya. Meninggalkan anak gadisnya sebatang kara di dunia yang kejam.

Gadis itu meremas tanah basah yang ia raba di bawah telapak tangannya, gurat-gurat benci terlukis di parasnya. Sekali lagi buliran bening jatuh dari pelupuknya. Ia sedikit tersentak ketika sebuah telapak tangan menyentuh pundaknya.

"Bella, sudah mulai sore. Ayo pulang!" ajak Galang, pria 29 tahun yang baru saja tiba di Jakarta pagi tadi.

Bella hanya melirik.

"Pulang, Om. Rumah Bella kan udah disita!"

Lihat selengkapnya