Max mengajak Bella ke tempat Race, tempat itu sudah penuh dengan cowo cewe penggila mobil. Sudah ada beberapa cowo yang siap di sisi mobilnya, mereka menunggu pertandingan di mulai sembari bercanda dan bercengkrama.
Max membawa Bella ke antara teman-temannya, "Hai Max, akhirnya lo dateng juga!" seru Gerry lalu melirik gadis cantik yang dibawa temannya itu. Bella langsung menjadi pusat perhatian di antara kerumunan cowo cewe itu, Romi menyenderkan lengannya di bahu Max,
"Gebetan baru Max, nemu di mana?" tanyanya dengan seringai nakal.
Max segera menyingkirkan lengan temannya dari tubuhnya, " Bukan urusan lo!" balasnya.
Sementara Bella melebarkan mata mendengar ucapan Romi, cowo itu masih melototinya dari atas hingga bawah. Dan Bella sungguh tak suka dipandang dengan cara seperti itu,
"Eh, lo. Bisa nggak lo jaga mata lo, atau... lo mau gue buat mata lo nggak bisa pelototin cewe manapun?" ancam Bella.
"Wow, garang banget. Santai aja lagi, entar cakepnya ilang loh!" godanya,
"Ok Bella!" seru Max menolehnya, "Begini perjanjiannya, seharusnya salah satu temen gue ada di arena malam ini. Tapi tempo hari dia mengalami kecelakaan dan sekarang masih di rumah sakit," katanya menyentuh bahu Bella dari belakang dan mendorongnya hingga keluar dari kerumunan, menatap empat jejeran mobil di garis start, "Bersediakah lo menggantikannya malam ini?" pintanya,
"Menggantikannya balapan?"
"Ya, kalau lo menang lo nggak perlu mengganti kerusakan mobil gue. Gimana?"
"Kalau gue kalah?" tanya Bella menolehnya,
"Lo tetap harus ganti rugi ke gue plus... bayarin taruhannya!" jawab Max, Bella melebarkan matamya kembali,
"Apa, lo gila?"
"Lo mau apa nggak, atau... lo mau bayar pake cara lain?" nada suara Max mengandung sesuatu yang Bella rasa tak baik.
"Ca-cara lain?" heran Bella,
"Yah... lo lumayan cantik Bell, juga seksi. Mungkin kita bisa menghabiskan malam bareng teman-teman gue..., gue rasa mereka...!"
"Ok, gue turun ke jalan!" sahutnya memotong kalimat Max, tentu saja ia tak mau terjebak dengan Max dan teman-temannya. Menghabiskan malam bersama mereka, yang benar saja. Apa mereka tidak tahu kalau dirinya masih virgin? Mereka pikir virginitasnya semurah itu?
"Nah..., gitu dong!"
"Tapi janji, kalau gue menang. Gue bebas!"
"Janji, itu kalau lo menang!"
Bella menatapnya tajam.
***
Kini Bella berada di salah satu mobil di garis start, ia harus melawan empat cowo yang katanya jago itu dan salah satunya pasti jadi pemenang. Mischa ada di dalam salah satu mobil itu, tepatnya mobil yang berwarna hijau-hitam, di urutan kedua dari kanan, sementara Bella berada di urutan terakhir dari kanan atau pertama dari kiri.
Ia meremas setir dengan geram, "Ok Max, lo belum tahu siapa Bella. Jangan pernah mengancam Bella!" desisnya.
Luke berdiri diam di antara kerumunan, menatap jejeran mobil itu. Lebih tepatnya ia sedang menatap satu-satunya gadis di balik kemudi malam ini. Gadis itu adalah mahasiswi baru di fakultasnya, tapi kenapa gadis itu menjadi salah satu wakil dari club Max?
Luke dan Mischa memang menghadiri acara race ini karena memang giliran Mischa yang harus terjun ke arena malam ini, setelah acara ini selesai ia akan menyusul ke tempat selanjutnya di mana Han dan Rea sudah memulai acara mereka lebih dulu. Han merasa tak perlu datang ke race, ia percaya Mischa bisa menjadi pemenangnya.