Warnet Cincai

Nuel Lubis
Chapter #15

Kembali Mempertanyakan

Sudah di atas jam enam pagi. Baik Pak Candra dan anak semata wayangnya, sama-sama sudah sarapan pagi dan berpakaian. Sama-sama pula sudah bersiap ke tempat tujuan masing-masing.

Pak Candra menuju sebuah stasiun televisi. Beliau bekerja di sana, tapi bukan sebagai pekerja kreatif. Pak Candra mengurus sisi lainnya. Itu seperti, di bagian Personalia. Yang kadang beliau sering diminta datang ke bagian Accounting.

Sementara Iyus bekerja di warnet yang sejak Agustus kemarin, dibuka. Ia pun sedang bersiap menuju warnet tersebut.

"Jadi, kan, kamu ke sana?"

"Iya, Pa, jadi, kok."

"Papa lihat-lihat, kamu kayak malas begitu buat ke luar rumah."

Iyus hanya terkekeh-kekeh tak keruan.

"Sebetulnya Papa pengin berangkat sama kamu. Motornya, yah, kamu tinggal saja di rumah. Nanti Papa yang jemput. Ada yang Papa mau bicarakan juga."

"Ngomongin apaan, Pa?"

"Banyak, sebetulnya. Papa sadar, sejak Mama kamu masih ada, jarang sekali Papa ada buat kamu. Apalagi, buat obrolan dari hati ke hati."

"Oh," Hanya itu yang bisa dikatakan Iyus.

"Yah, sudah, Papa berangkat dulu. Kamu nggak pergi ke warnet juga, Papa nggak akan marah. Papa anggap kamu sudah dewasa. Sudah bisa menentukan dan bertanggungjawab terhadap keputusannya."

Iyus hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

"Soal teman kamu itu, Papa percayakan dia ke kamu. Yah, mungkin kamu sama dia, ada benarnya juga. Namanya warnet, lebih pas jika operatornya dua orang."

Lihat selengkapnya