Warnet Cincai

Nuel Lubis
Chapter #20

Curhat dengan Bang Raja di Lapo Panjaitan

Kelima perempuan itu serempak untuk memaki-maki Iyus. Siapa juga yang tidak kesal, jika obrolannya, eh, ada yang menguping diam-diam. Iyus terkena siraman kuah dari jus jeruk, sangsang, dali, dan air kobokan bekas mereka pakai mengobok-obok tangan sebelum makan. Alhasil, baju Iyus kotor. Bau pula. Mana Iyus tidak membawa baju ganti. Lagi pula, menurut Iyus, untuk apa membawa baju ganti jika hanya bepergian yang tak mengharuskan menginap? Antar provinsi DKI Jakarta ini juga.

Bang Raja tertawa terbahak-bahak. Ia menyeruput dulu jus markisanya.

"Ada-ada aja lu lagian," ujar Bang Raja masih terkekeh-kekeh. "Kurang kerjaan. Lagian, kalau mau nguping, jangan kelihatan kentara, lah."

Iyus masih terengah-engah. Coba membersihkan kotoran itu sebisanya dengan tisu yang tersedia di meja makan. Tidak kurang dari itu, dibersihkan pula dengan kain lap.

"Lu ada naksir sama cewek-cewek tadi?" tanya Bang Raja yang masih merasa geli.

"Apaan sih lu, Bang?" tanya balik yang merasa sewot sendiri. "Gimana ceritanya gue bisa naksir? Ketemu aja baru kali ini."

"Lu aja bisa tergila-gila sama cewek member itu, padahal ketemu aja belum pernah."

Iyus agak tersinggung dengan kata-kata Bang Raja tersebut. Ia keberatan saat Bang Raja bilang belum pernah bertemu, tapi sudah jatuh cinta. Iyus, kan, sudah pernah bersitatap dengan Cindy Montolulu.

"Oh iya, mau ngomongin apaan dulu? Soal impian jadi penulis lu? Atau, soal si cewek member itu duluan?"

Iyus mendesah. "Ada rokok, nggak?"

Sambil tertawa, Bang Raja memberikan sebatang ke Iyus. Dikeluarkan dari saku celana jins pria Batak tersebut.

Iyus menerima rokok tersebut. Dibakar, lalu perlahan-lahan diisap. Iyus merasa seperti sedang di sorga.

"Yus, bolehkah daku bertanya?"

"Bang, biasa aja ngomongnya ke gue. Bikin mulas perut banget."

"Hahaha... maaf, deh, maaf. Betewe, icip dulu Dali-nya. Beuh, enak banget buatan nyokap gue."

Terdengar suara dehaman. Datangnya dari meja kasir. Ibunya Bang Raja memberikan acungan jempol. Dua acungan jempol.

"Enak banget, kok, Tante. The best. Yang terenak dari yang pernah saya makan."

Padahal Iyus baru kalo ini mencicipi Dali ni Horbo. Sementara, untuk kuliner dari Tapanuli, Iyus sudah beberapa kali mencobanya. Favoritnya Iyus adalah Sangsang. Iyus amat menyukai untuk mencicipi bagian paha babi, apalagi dilumerkan dengan kuah Sangsang yang manis-manis pedas tersebut. Omong-omong, di Lapo Panjaitan, kuah Sangsang-nya berasa agak manis.

Akan tetapi, yang namanya Panggang, Sayur Singkong, Ikan Teri Sambal Kacang Medan, atau Arsik, Iyus juga menyukainya. Yang Dali ni Horbo, ini baru kali pertama Iyus mencicipinya.

Lihat selengkapnya