WaroX

Handi Yawan
Chapter #6

Menggali Kubur

Ketika Panca dibunuh, Ramadhan dikabari oleh dokter Wahyudin langsung lewat HP. Tentu saja Ramadhan bergegas datang. Ramadhan sempat turut menshalatkan dan memberikan penghormatan terakhir di pemakaman Panca.

Ramadhan tidak habis pikir bagaimana ada orang sejahat itu sampai tega membunuh orang yang sakit jiwa?

“Saya hanya berharap, mudah-mudahan setelah kematian Panca ini purna tugas sudah Panca sebagai manusia,” ucap Ramadhan menyaksikan tubuh Panca diurug oleh tanah di dalam kuburnya oleh para petugas di Rumah sakit itu.

Ramadhan memandangi liang kubur sambil bersidakep di samping dokter Wahyudin. Pelan pelan tapi pasti mulai ditutupi oleh tanah yang semakin meninggi.

“Betul,” kata dokter Wahyudin. “Begitulah riwayat hidup manusia selesai seiring kematiannya.”

Sampai kubur selesai ditutupi oleh tanah, Ramadhan tidak bergegas pergi, beberapa lama ia berdiri memandangi kuburan baru dengan tatapan pandangan jauh ke belakang mengenang kebersamaan yang pernah ia jalani bersama Panca.

Tetapi alangkah terkejutnya Ramadhan ketika beberapa hari kemudian semua media berita baik cetak maupun digital memuat kematian Mahendra, konglomerat pemilik Enegycom yang juga terjun di dunia politik, dibunuh oleh si WaroX yang sampai saat ini masih misteri mengenai jati dirinya.

Tidak siang tidak malam stasiun stasiun TV terus terus menayangkan segala hal yang menyangkut sepak terjang si WaroX.

Tapi bukan itu yang membuat Ramahan tidak habis pikir. Bukankah Panca sudah mati dibunuh oleh orang-orang Mahendra. Sekarang Mahendra telah tewas dibunuh oleh si WaroX, lalu siapakah sebenarnya si WaroX?

Partai Rakyat Sejehtera dan kader-kadernya di DPR menutup diri dari para pemburu berita.

Apalagi Kementrian ESDM, lembaga itu tidak pernah membuka pintu gerbang untuk para pemburu berita.

Tetapi bagi lawan-lawan politiknya, partai pemenang pemilu kemarin ini menjadi bulan-bulanan dan disudutkan baik partai maupun kader-kadernya.

Beberapa bulan ini media punya materi berita yang belum habis-habisnya untuk dieksploitasi. Semua perhatian dicurahkan untuk mengungkap jati diri si WaroX sebenarnya.

Setelah kematian Panca, KPK pun tidak luput dari incaran media untuk digali informasinya. Meskipun dalam hal ini KPK tidak memiliki data yang tidak terkait dengan hubungannya soal korupsi.

KPK tidak mengurusi perkara kriminal yang trend saat ini, tetapi agar tidak diganggu oleh awak media, KPK mau tidak mau harus bersaing dengan kepolisian menyelidiki keberadaan si WaroX.

Namun berbeda dengan Polisi, Ramadhan sebagai Jaksa penyidik KPK tinggal melanjutkan metoda penyidikan yang ada dan tidak ada hubungan sama sekali dengan metoda yang dijalankan oleh kepolisian. Dan sama sekali Polisi tidak memulai penyelidikan ke sana dan bahkan tidak pernah mendatangi Rumah Sakit Jiwa Sumber Waras.

Meskipun demikian Ramadhan sendiri melakukannya diam-diam dan menghindari sorotan media karena Ia yakin si WaroX pasti ada kaitan langsung dengan kematian Panca dan korban-korban si WaroX.

Hanya apa alasannya? itulah yang harus ia cari karena disana terletak fakta-fakta yang bisa diungkap pada kasus yang sedang ia tangani untuk dikembangkan selama ini.

Ramadhan memulai kordinasi dengan kepala Rutan Cipinang. Setelah mendapatkan ijin, Ia mulai menanyai para petugas kebersihan. Didapat fakta pada setelah hari Panca mengantar ke pemakaman anak anak dan istrinya, malam malam selanjutnya, para petugas P2U seolah-olah menjadi mengurus seorang pasien sakit jiwa. Fakta ini dulu luput dari perhatian Ramadhan sebelumnya.

Kembali kepada soal kesehatan jiwa Panca yang terguncang, akhirnya diputuskan oleh Pihak Rutan, Panca di pindahkan ke sebuah Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan penanganan yang layak.

Setelah berkordinasi dengan Pihak KPK dan dievaluasi kesehatan jiwanya, Sipir Rutan Cipinang memindahkan Panca ke Rumah Sakit Jiwa Sumber Waras di Bandung.

Akhirnya ditemukan titik terang dan dari hasil penyilidikan, Ramadhan mendapat kabar dari beberapa petugas jaga, pada suatu hari dari Rutan terdengar sayup-sayup alunan gending tarian reog yang datang dari luar rutan.

Sudah sering mereka mendengar suara gending itu dari para penari reog keliling dari kampung ke kampung. Tetapi yang istimewa, mereka mulai melihat perubahan pada Panca yang terpengaruh oleh suara musik tarian reog singo barong. Padahal oleh hal-hal lain yang terjadi di lingkungannya ia sudah tidak merespon lagi.

Panca mulai menunjukkan tanda-tanda tidak waras, menirukan tarian singo barong walaupun dibawakan dengan buruk. Sering kelakuannya itu menjadi tontotan dan hiburan para petugas.

Lihat selengkapnya