Wassalamu'alaikum, Billal

krasivaya
Chapter #3

KEPING 2

Ya Rabb, apa aku benar telah jatuh?

Aku kesulitan menggerakkan kaki

Langkahku tertatih ketika akan pergi

Dosakah aku karena itu?

°°°

Ayra berbaring telungkup di kasur empuknya. Kedua sikutnya ia jadikan sebagai penyangga. Netra gadis itu fokus menatap layar laptop yang menampilkan ratusan kata yang ia rangkai. Ia tersenyum puas karena bisa merencanakan kisah indah untuk Anne dan Alex dengan tenang di rumahnya.

Gadis itu mengarahkan kursor pada tulisan Publikasi kemudian pemberitahuan jika ia sudah menerbitkan bab baru muncul. Ayra masuk ke pilihan menu lantas me-log out akunnya dan beralih pada akunnya yang lain. Ia berniat untuk melanjutkan cerita wajarnya.

Ayra mulai menampilkan pentas tari yang dilakukan oleh jemarinya. Sesekali ia berhenti sejenak untuk memilih kata yang tepat.

Disa menatap Langit di hadapannya yang tengah berjongkok untuk membersihkan luka di lututnya. Disa meringis ketika pemuda itu mengusapkan kapas yang sudah diberi alkohol pada lukanya.

"Pelan-pelan, Ngit ...," protes Disa.

"Ini juga udah pelan. Makanya kalo jalan gak usah main HP, jatoh kan." Langit bertutur dengan tangannya yang masih berkutat pada lutut gadis itu.

"Udah." Pemuda itu menatap plester yang ia tempel di lutut Disa. Kemudian menengadah menatapnya.

Disa yang sedang menatap lututnya pun beralih pada Langit. Meneliti mata teduh Langit yang mengingatkannya kepada ...

Ayra berhenti menulis. Tangannya mengambang di udara. Kepada ...

"Billal," gumamnya. Ayra mengingat Billal yang menatapnya ketika ia duduk di motor ojek.

"Aduh, kenapa sih Ay?" Ayra bertanya kepada dirinya sendiri seraya menutup wajahnya menggunakan telapak tangan.

"Jangan baper okey," gumamnya lagi. "Mana mungkin cowok sealim Billal suka sama lo. Nutup aurat aja lo gak bisa!" sentaknya dalam hati.

🌸🌸🌸

Satu persatu siswa datang dari arah pintu. Masuk dan duduk di tempatnya. Jam yang entah sudah berapa lama menemani dinding itu menunjukkan pukul setengah tujuh lebih lima menit. Namun seperti biasanya, penghuni kelas XII IPS 1 itu masih tak banyak padahal hanya beberapa menit lagi bel berseru menyuruh masuk.

Lihat selengkapnya