Wassalamu'alaikum, Billal

krasivaya
Chapter #4

KEPING 3

Maafkan aku karena diam-diam mencuri namamu setiap malam untuk diselipkan dalam tahajudku.

°°°

Billal meletakkan salah satu tangannya pada telinga. Sebuah pengeras suara sudah siap berada di depannya. Setelah menarik napas, ia mulai mengumandangkan seruan untuk mengajak orang-orang melakukan salat berjamaah atau yang lebih akrab dikenal dengan azan.

Berhubung kelasnya tidak ada guru karena berhalangan hadir ia menyempatkan diri untuk mengumandangkan azan asar. Beberapa teman sekelasnya ikut datang ke musola, termasuk Zaidan. 

Selesai mengumandangkan azan, pemuda itu mengangkat tangannya untuk berdoa. Lantas mundur beberapa langkah dan duduk di saf pertama. Bibirnya bergumam melantunkan sholawat.

Beberapa menit kemudian, Zaidan berdiri untuk melakukan ikamah. Seorang pria berkepala empat maju dan bersiap menjadi imam, ia menengok sebentar ke belakang meminta makmum merapatkan safnya.

Selesai melaksanakan kewajibannya, Billal masih betah berdzikir di musola meskipun bel pulang sudah memperingatkannya untuk segera meninggalkan kawasan sekolah. Zaidan sudah pamit sejak sepuluh menit yang lalu. 

Menurut perkiraanya, parkiran sudah kosong. Jadi pemuda itu memutuskan untuk bergegas mengambil tasnya yang masih di kelas lantas segera pulang. Namun, ketika ia berhasil keluar dari gerbang sekolahnya, matanya menangkap salah satu teman sekelasnya masih ada di halte seorang diri.

Ini kali kedua pemuda itu berani menghampirinya setelah kemarin sempat mengantarnya pulang walaupun dengan motor terpisah. Billal membawa motornya menghampiri gadis itu.

"Assalamu'alaikum," sapanya setelah berhenti di depannya. Dari raut wajahnya Billal melihat jika Ayra terkejut ketika Billal mengucapkan salam. Sambil tersenyum kikuk ia menjawab salamnya.

"Kenapa belum pulang, Ayra?"

"Gak ada angkot yang kosong," jawab Ayra, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.

"Saya anter lagi ya?" Pertanyaan pemuda itu langsung dijawab oleh sebuah gelengan.

"Gak usah, gak enak gue." Tetapi Billal malah mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi ojek online.

"Billal," panggil Ayra ketika pemuda itu tak menggubris penolakannya.

"Sebagai sesama muslim kita harus saling bantu, Ayra," tutur Billal.

"Tapi gue yang bayar aja ya?" 

"Saya udah bayar di aplikasi, jadi gak apa."

Sebuah motor dengan seorang bapak-bapak menggunakan jaket persis seperti kemarin berhenti di depan Billal.

Lihat selengkapnya