Air hujan mengetuk kaca jendela dengan semangat. Guntur sesekali menggelegar kecil pada langit malam yang dingin. Hujan belum reda sejak mentari balik ke peraduannya. Dan kini jam bergaya minimalis menunjukkan pukul 23.00 tanpa terasa.
Cahaya yang hanya bersumber dari lampu tidur membuat kamar menjadi remang. Sepasang kekasih tengah bergelut di balik selimut tanpa menghiraukan jeritan hujan dari luar.
Anne, wanita itu akhirnya bisa bernapas lega. Ia mengatur deru napasnya yang terdengar terengah-engah. Pria di sampingnya tertawa kecil.
Anne mengubah posisinya, ia menatap sang kekasih. Begitupula dengan Alex, pria itu balas menatap wanitanya. Mereka terdiam beberapa menit hingga ...
"Hingga kemudian kembali berciuman." Tengkuk Ayra meremang. Jantungnya memompa dengan begitu cepat. Bisikan itu menggemparkan pikirannya. Dengan cepat ia menekan-nekan tombol home dan menyimpan ponselnya dengan kondisi telungkup. Ia menengok ke arah bisikan itu.
"Gue gak nyangka, lu ternyata bikin cerita begituan juga," ucap pemuda yang kini duduk di sampingnya. Ia tertawa dengan masih meminimalkan suara yang keluar.
"Lo ngintip?" Ia mengangguk.