Saat ini pikirannya bukan hanya tentang pekerjaan dan wanita, tetapi hal lain. Hal yang membuatnya pusing setengah mati.
Sambil menatap langit malam yang gelap, Rama mendengus pelan. Ia kembali menghirup batang rokong yang sedari tadi ia pegang. Lalu menghembuskan asap rokok itu ke udara.
"Gimana bisa aku nemuin dia? Secara... Dia ngilang 26 tahun. Itu berarti.. Bayi? Aish... " Rama mendesis dan melempar rokoknya kebawah. Saat ini ia sedang berada di balkon apartemennya.
Ia mengacak rambutnya kasar, tampak bingung. Ia berbalik dan berjalan ke dalam. Saat itu juga, ia mendengar ponselnya berdering.
Segera ia mengambil ponselnya yang ia letakan di atas ranjang dan langsung mengangkat panggilan itu, "Halo, Crise?" ucap Rama ketika ia mengetahui si penelpone.
"Rama, aku tahu kau sedang pusing. Jadi kupikir kau akan lebih baik jika ikut dengaku" ucap Crise di seberang telepone.
Rama mengerutkan kening dan duduk di atas ranjang, "Kemana?" tanya Rama.
"Ke pulau Wx, sebelum kau menjalankan misimu itu, aku pikir kau butuh refresing" ucap Crise terdengar girang.
Mendengar itu Rama terdiam mencerna ucapan Crise. Tak bisa di pungkiri, dalam keadaan pusing seperti ini, Rama akan sulit untuk berpikir dan menyusun strategi. Dan untuk mengatasinya hanya dengan refresing dan Wanita. Tapi saat ini ia sedang tidak ingin mencoba wanita.
"Ok, kapan?" tanya Rama. Terdengar sorakan senang dari Crise.
"Besok kita langsung berangkat, aku sudah menyiapkan helikopter" ucap Crise.
"Oke"
***
Setelah lumayan lama perjalanan, akhirnya mereka tiba di pulau Wx, pulau wisata yang sangat indah. Menyejukkan mata dan juga pikiran.
Rama berjalan santai dengan kedua tangan yang ia masukan di saku saku celananya. Matanya yang tertutup kaca mata hitam tampak melirik ke kanan,ke kiri, kemudian depan. Rama tersenyum miring, sepertinya ia tampak puas dengan tempatnya.
"Berapa hari kita di sini? Jangan lama, aku harus menjalankan misiku" ucap Rama. Membuka kacamatanya. Menatap kearah depan yang menyuguhkan pemandangan yang begitu indah. Bahkan saat ia membuka kacamatanya, angin laut ikut menyisir wajahnya. Reflek Rama memejamkan mata.
"Tenang aja, kamu mau berapa lama juga aku ok" ucap Crise yang sudah berada di samping tak jauh dari Rama.