Wayang Wayangku

cangkacangku
Chapter #2

Misteri Jago Merah 2

Embun pagi menghiasi dedaunan pohon asam, terlihat di pagi buta raut wajah Tresno tampak masam. Jelas saja kejadian tadi malam masih ada dalam benaknya. Sementara itu Satia bagai bunga indah terkena tetesan embun senyum semangatnya mengemas barang bawaan untuk mereka berdua melalui perjalanan jauh. segera setelah itu Tresno dan Satia beranjak untuk berkunjung ke rumah Wibowo, salah satu teman Tresno yang diakui memiliki kepandaian dalam memecahkan teka-teki.

Tresno ingat betul Wibowo sering diam-diam membantu penanganan kasus pelik di kerajaan Dwipa. Bersama dengan Satia, mereka mulai melakukan perjalanan ke dataran tinggi Aeng untuk menemui Wibowo yang bertempat tinggal disana. Menempuh perjalanan dari Pangka menuju dataran tinggi Aeng dengan kuda menghabiskan waktu sehari penu, sehingga dalam perjalanan pun Tresno maupun Satia memutuskan untuk istirahat sejenak. Belum lama mereka beristirahat mereka pun mendengar suara teriakan warga yang memecah ketentraman mereka berdua.

" Kebakaran kebakaran." Teriakan itu kian menggema di seluruh penjuru segera Satia dan Tresno iku andil dalam membantu warga untuk memadamkan jago merah yang mengamuk. Tak disangka ini kedua kalinya Tresno melihat amukan jago merah dan ia pun curiga kenapa pernyataan warga selalu mengatakan bahwa ada yang melihat Banaspati dan ketika diselidiki asal muasal pernyataan ini selalu saja Tresno tak menemukan siapa yang pertama kali melihat dan mengatakannya pada warga.

Pola kejadian ini mirip dengan semalam yang terjadi dan kini Tresno kian tak tenang mengenai setiap langkah ia menelisik kasus ini. " Aku mungkin terlalu berpikir berlebihan. " Gumam Tresno sembari kembali ke tempat istirahatnya setelah membantu warga memadamkan api. " Hei, Tresno kenapa malah banyak kebakaran begini? " Celetuk Satia yang membuat Tresno kembali berpikir bahwa ada sesuatu dibalik ini semua. Namun Tresno menghiraukan pikiran peliknya dan hanya menganggap mungkin hanya kebetulan saja.

Setelah mereka cukup untuk beristirahat sementara di sebuah penginapan, mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi. Setelah seharian penuh mereka lalui saat hampir sampai ke dataran tinggi Aeng lagi-lagi teriakan yang sama pun terdengar membosankan bagi Tresno. " Apalagi ini?" Ucapnya dengan agak sebal. " Tresno, bukankah ini bukan musim kemarau? Kenapa begitu mudah untuk beberapa tempat sudah mengalami kebakaran?" Tanya Satia dengan begitu panik. Raut wajah mereka pun kebingungan dalam perjalanan mereka telah melihat dua rumah dilahap jago merah dan masih belum tau sebabnya hanya meninggalkan bukti berupa katanya ada seseorang yang melihat Banaspati.

" Kita bantu warga dulu." Ajak Tresno segera menuju tempat kebakaran tersebut. Lagi-lagi perjalanan mereka terhambat lagi dengan kejadian yang berulang. " Aku benar-benar muak dengan semua ini!" Tegas Tresno yang amarahnya mulai memuncak namun ia segera ditenangkan oleh Satia. " Tresno, bersabarlah perjalanan kita masih jauh." Satia berusaha menenangkannya agar Tresno tidak terbawa suasana.

Setelah membantu para warga Tresno dan Satia pun melanjutkan perjalanannya menuju daratan tinggi Aeng. Melewati beberapa malam dan melawan dinginnya angin malam yang menusuk mereka pun akhirnya sampai di daratan tinggi Aeng. Segera mereka disambut dengan dinginnya udara yang menusuk kulit mereka.

Lihat selengkapnya