Keesokan harinya, Tresno dan kedua kawannya sibuk mengurus skenario yang mendebarkan. Skenario ini bahkan terlalu beresiko bagi Tresno,walaupun Satia sudah melarangnya sifat keras kepala Tresno tak akan bisa dihentikan oleh Satia.
Wibowo pun menyiapkan sebuah keris untuk skenario membunuh Tresno, disini dia juga menyamar menjadi pemuda misterius itu dengan menggunakan topeng tarian dari kerajaan Nyuu.
" Aku sengaja ingin melihat apakah mereka peduli dengan nyawa Tresno atau memang yang mereka inginkan nyawamu." ungkap Wibowo dengan penasaran sembari mulai menggunakan topeng penyamaran dan membawa kerisnya.
Setelah semuanya sudah diatur sedemikian rupa, Wibowo pun segera melancarkan aksinya yaitu dengan berpura-pura mengejar Tresno, sementara itu Satia bersembunyi di sekitar semak-semak memerhatikan jika ada mata-mata dari pemuda misterius yang ia temui kemarin.
" Sialan, kenapa kau mengejar ku?" Umpat Tresno kepada Wibowo yang masih berpura-pura menjadi pemuda misterius.
" Diam kau, kubunuh kau!!" Wibowo seketika menghunuskan keris ke arah dada Tresno, namun Tresno berusaha menghindar. " Cihh, coba saja kalau bisa." Ejek Tresno yang terus berlari sembari menghindari hunusan keris milik Wibowo.
Satia yang merasakan gerak-gerik aneh di sekitar pepohonan tempat Tresno dan Wibowo pun memberi isyarat kepada mereka berdua yang telah disepakati. Begitu melihat isyarat dari Satia, mereka pun langsung paham.
" Hiyaaattt" Wibowo pun sekuat tenaga menghunuskan keris nya hingga tepat mengenai sebelah dada milik Tresno, hingga seketika darah segar pun mengalir di dada Tresno.
" Ughhh, sial." Tresno kini merintih kesakitan sambil memegangi dadanya agar darah yang keluar tidak banyak.
Sementara dari kejauhan tampak dua pemuda misterius itu pun mengamati mereka berdua dan langsung bergegas untuk pergi, namun belum sempat mereka pergi Satia dan Wibowo dengan cepat menyergap mereka berdua.