Graham tak bisa menahan raut kesalnya melihat Tyler pada beberapa meja cafetaria setelahnya. Ia memang selalu jengkel melihat lagak Tyler yang selalu menyempatkan diri membaca buku dimanapun itu, namun hasil ujian dadakan dikelas tadi lah sumber utama kekesalannya.
"Berhenti memperhatikannya sayang. Habiskan makananmu" Salah satu meja cafetaria yang selalu ditempati Graham dan teman-temannya tak biasanya sepi. Siswa lain dapat merasakan ketegangan diantara mereka. Mood Graham yang sedang buruk dapat mempengaruhi sekitarnya.
Sementara Tyler dan Joanne yang tak pernah begitu peduli dengan sekitar, tak merasa risih hanya karena diperhatikan. Mrs.Carol yang tadi memberikan ujian mendadak, menghampiri meja Ty dan Jo dengan nampan makan siangnya ditangan. Mereka berdua menyambut hormat, lalu berbincang hangat.
Graham makin kesal ketika Mrs.Carol yang sering menyambangi kediaman Ash itu menepuk-nepuk kepala Ty dan Jo seolah bangga. Graham merutuki pemandangan disana. Seharusnya pemandangan itu menjadi miliknya. Graham menjadi was-was jika Mrs.Carol mengunjungi rumahnya sewaktu-waktu. Membayanginya membuat Graham hilang pertahanan tiba-tiba.
Kaleng soda ditangannya ia remukkan. Sepertinya Graham benar-benar tak bisa membendung amarahnya. Nath yang sedari tadi tak bisa duduk tenang walaupun hanya diam seolah tak peduli, angkat bicara.
"Kita harus mencari sumber lain, aku baru ingat Dayton Burke memiliki perpustakaan khusus di gedung barat"
"Simpan kata-katamu Nath! salahmu yang membuat nilaiku hancur!" Graham menyela dengan tone yang dalam dan bergetar, ia menggebrak dan seketika menjadi pusat perhatian seisi cafetaria.
Padahal nilai Graham yang anjlok tadi diluar campur tangan Nath, mengapa dia menyalahkannya? ujian itu datang tiba-tiba diluar kuasa Nath.
Pemuda itu meninggalkan cafetaria diikuti oleh tiga lainnya. Perasaan Nath campur aduk ketika Graham memerintahkan Cecil dan Lloyd meninggalkan mereka berdua di hallway. Walau sempat menolak, Cecil tidak berdaya ketika Graham dalam serious mode seperti sekarang.
Graham menatap Nath penuh intimidasi. Nath tetap mencoba tenang seperti biasa.
"Kau bisa membayangkan reaksi ayahku nanti, bukan?" Graham setengah berbisik. "Kau senang?"
"Graham, aku-"
"Kalau saja kemarin kau lebih memilih mengajariku seperti biasa, minimal aku akan mendapatkan pencerahan! sejak kapan kau tak mempriotaskanku dan menyia-nyiakan otak jeniusmu, Nathan?! " Nadanya tiba-tiba meninggi.
"Ibuku sakit, mau tak mau aku harus meninggalkan dorm seharian"
"Aku begitu mengandalkanmu Nath. Selama ini hanya kau yang membuat keluargaku akhirnya menganggapku ada" Graham tidak sama sekali tak menanggapi soal ibu Nath, tapi kalimat Graham seolah meminta Nath agar berempati padanya.
"Tak ada pengecualian lagi untuk selanjutnya" Punggung Nath membentur tembok ketika Graham mendorong pundaknya diakhir kalimatnya.
Tanpa Nath sadari, Cecil memperhatikan mereka dari jauh dengan resah. Hatinya bergolak antara menghampiri atau membiarkan saja Nath yang kini tertunduk lesu.
Dengan berbagai pertimbangan, Cecil memilih berlalu.
🗣️
Sorak sorai dari kolam renang indoor Dayton Burke menarik perhatian siswi lain. Swimming Class kali ini membuat mereka berlarian ingin menonton. Dua gadis paling populer di kelas 1-F berenang bolak-balik saling mendahului.
Walaupun sudah tampak sangat kelelahan, ditambah fikirannya yang tak fokus semenjak istirahat tadi Cecil harus mengalah dengan Joanne yang kali ini unggul. Hingga tersisa satu babak lagi, kedua kaki jenjang Cecil dirasa tak mampu lagi menahan tubuhnya.
Peluit ditiup. Dengan pandangan buram, ia kembali menjatuhkan diri kedalam air, bergerak menerobos kolam sebisa mungkin.
Sudah hampir setengah perjalanan, tiba-tiba kaki kirinya kaku.